U A | 6

2.3K 162 9
                                    

Yokk vote dulu genggss

----

Clara memutuskan untuk kembali ke kelas terlebih dahulu, sedangkan teman-temannya masih setia berada di kantin. Kini ia berjalan melewati lorong belakang kelas yang biasanya sepi. Tapi kenapa hari ini justru sebaliknya.

Tak jauh dari pandangannya, ia melihat tiga laki-laki di depan sana. Cewek itu menelan salivanya susah. Apa ia sebaiknya putar balik? Tapi sedikit lagi sudah sampai di kelas.

Dengan segala keberanian yang dikumpulkan, Clara memberanikan diri untuk melewati mereka.

Langkahnya terhenti saat dua orang menghadang jalan. Keputusannya salah, harusnya ia berbalik arah. "Permisi gue mau lewat," ujar Clara sopan.

"Clara kan?" tanyanya pada Clara. "Vin, Clara nih!" teriaknya pada seseorang yang ia panggil dengan sebutan 'Vin'.

Karena penasaran, Clara mengikuti arah pandang mereka. Orang yang ia temui di minimarket tempo hari? Jadi dia juga sekolah di sini? Clara berpikir sejenak, mungkin ini adalah saat yang tepat untuknya mengucapkan terimakasih pada cowok 'Vin' itu.

Ia memutar badannya 45 derajat untuk menghadap cowok berpenampilan rapi itu. "Makasih keripiknya," ucap Clara.

Tentu yang lain mengerutkan dahinya bertanya-tanya. "Keripik apaan Vin?" Dia tak menjawab.

"Permisi gue mau lewat," ujat Clara lagi namun lengannya ditahan. Sontak Clara menghempaskannya kasar. "Jangan pegang-pegang!" kesalnya.

"Mau kemana? Ngobrol dulu aja sama Kevin," balas cowok yang menghadang itu. Clara manggut-manggut dalam hati, jadi namanya Kevin.

"Gue nggak ada urusan sama kalian, jadi kasih gue jalan," ujar Clara kembali sopan.

"Udah gue bilang di sini aja dulu."

Clara memejamkan matanya sejenak menahan emosi. Yang ia bingungkan kenapa cowok bernama Kevin itu sama sekali tak mengatakan apa-apa. "Beri gue jalan," ucapnya penuh penakanan.

"Eits gak bisa, duduk dulu situ sama Kevin." Mereka kembali menutupi jalan.

Daripada terus berurusan dengan mereka, Clara memutuskan untuk membalikkan badan berniat untuk berbalik arah. Namun badannya seperti menabrak sesuatu.

"Arsen?"

"Pada ngapain kalian!" tanya Arsen ketus. Ia menarik tangan Clara agar berlindung di belakangnya. Cewek itu menghembuskan nafas lega sekaligus senang karena Arsen datang diwaktu yang tepat.

"Diem-diem suka cari gara-gara juga lo? Gangguin cewek segala," kata Arsen sinis. Anehnya bukan pada cowok-cowok yang menghalangi jalan Clara, melainkan pada Kevin.

Kevin beranjak dari duduknya, sepertinya ia terpancing perkataan Arsen. "Mau jadi pahlawan?" balasnya dingin dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana.

Clara berpikir, tak mungkin juga Kevin yang berpenampilan rapi selayaknya siswa taat aturan sifatnya seperti Arsen.

"Seenggaknya gue nggak brengsek kayak lo," imbuh Kevin.

"Anjing!" Tanpa basa-basi Arsen melayangkan satu bogeman kuat tepat dipipi kanan Kevin sampai membuatnya tersungkur.

"Ar!" pekik Clara. "Udah Ar, balik ke kelas aja yuk," tahannya. Arsen mengabaikannya, mata cowok itu memerah menatap tajam. Tangannya pun mengepal kuat seolah ingin memukul Kevin bertubi-tubi.

Kevin kembali berdiri, dan membalas Arsen dengan satu bogeman. Untung saja Clara berhasil menopang tubuh Arsen dari belakang.

"Ar, ayo balik ke kelas," tuturnya.

Untuk Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang