U A | 15

1.7K 119 61
                                    

Selalu aku ingetin vote dulu yokkk

----

Seorang cowok duduk bersama kekasihnya dihiasi tawa riang. Lagi dan lagi Arsen bolos sekolah. Kali ini ia tak sendiri, melainkan bersama Keyna. Sebenarnya ia ingin masuk hari ini, namun Keyna mengajaknya untuk membolos. Munafik jika Arsen tak mau diajak bolos.

Kini mereka berada di warung dekat sekolah, dimana biasanya murid lain bolos. Tapi sekarang mereka hanya berdua saja, tak ada yang lain.

"Kemarin kemana sih? Aku telfonin nggak diangkat?" tanya Keyna seraya menggelendoti lengan Arsen.

"Kemarin aku bolos," jawab Arsen srtelah mengeluarkan asap dari mulutnya.

"Iya.. Tapi kenapa gak bisa dihubungin? Biasanya bisa," sahut Keyna.

"Tidur," alibi Arsen.

"Kamarin aku sampai tanya sama Clara tahu, aku pikir kamu ada izin gitu. Siapa tahu dia tahu kamu kemana," ujar Keyna membuat Arsen tersedak karena asap rokoknya sendiri.

"Ehh minum-minum." Keyna menyodorkan es teh yang barusan mereka pesan.

"Kamu tanya sama Clara?" tanya Arsen memastikan.

Keyna mengangguk. "Iya. Oh ya, aku udah temenan sama dia. Ternyata dia baik loh anaknya, pinter lagi. Kapan-kapan bimbel ke dia bisa kali ya? Eh tapi dia masih kelas 11, aku kan kelas 12. Tanya dia dulu aja deh, minta nomornya dong," cerocos Keyna tiada henti.

Arsen kembali tersedak, kali ini karena es teh. "Kamu kok keselek mulu sih? Ada masalah sama tenggorokan?" tanya Keyna khawatir.

Arsen menggeleng cepat. "Gimana kamu bisa temenan sama dia?"

"Jadi ceritanya kemarin aku nyegat dia, awalnya aku sama temen-temen aku mau bully dia, tapi nggak jadi," jelas Keyna. Arsen terdiam beberapa saat.

"Minta nomornya dong." Tangan Keyna mengatung meminta hp Arsen.

"Nggak, nggak usah!" bentak Arsen tiba-tiba. Tentu cewek itu kaget sekaligus bingung.

"Kenapa nggak boleh?"

"Nggak boleh, dia gak bakal save nomor kamu," jawab Arsen. Keyna semakin dibuat bingung. "Bukannya dia sombong, tapi emang kayak gitu. Dia gak suka cari masalah," imbuh Arsen.

"Terus?"

"Ya nggak usah."

****

Dilain tempat, seorang cewek mengucek matanya berulang kali untuk menghilangkan rasa kantuk. Kepalanya juga pusing. Tadi malam ia hanya tidur 2 jam.

Ia menyelesaikan tugas milik Arsen sampai pukul 3 pagi, dan harus kembali bangun jam 5. Sungguh sangat melelahkan. Untung saja tidak telat, namun ia belum sarapan tadi pagi.

Retta menggoyangkan kursi Clara dari belakang menggunakan kaki. "Ra, lo nggak papa?" tanyanya berbisik. Clara menggeleng sebagai jawaban.

Perlahan mata cewek itu tertutup.

"CLARA!" bentak Pak Widi membuat Clara kembali membuka matanya.

Untuk Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang