U A | 74

1K 111 48
                                    

65 votes completed ✔

HAPPY READING!!<3

----

Clara terkejut kala kakinya serasa ditimpa benda besar. "Ra.. Maafin aku.. Aku mohon maafin aku. Aku bakal ngapain aja asal kamu mau maafin aku. Please, Ra.." pinta Kevin yang sedang bersujud di depan Clara.

Cewek itu langsung mundur beberapa langkah. Sebenci-bencinya dia kepada Kevin, ia tak akan mau menerima Kevin bersujud di hadapannya.

"Lo bisa balikin semua seperti awal sebelum kita pacaran? Lo bisa balikin Arsen ke sini sekarang juga? Lo bisa ngerubah perspektif orang tua gue maupun semua orang ke Arsen?"

"Nggak, kan? Lo adalah orang paling jahat disekian banyaknya penjahat di dunia ini!"

Mendadak, mereka semua dikejutkan dengan suara mobil polisi yang semakin lama semakin nyaring. Yang berarti mobil itu lebih mendekat. Dan sekarang, telah berhenti, tepat di depan markas Zervelos.

Semua pasang mata tertuju pada beberapa pria berseragam itu.

"Kok bisa ada polisi?" gumam Vian setelah bermenit-menit mengunci mulutnya.

"Dengan saudara Kevin dan Bryan," ujar salah satu polisi.

"Mereka," jawab Clara cepat sembari menunjuk orang yang dimaksud.

"Kalian berdua kami amankan karena dugaan pencemaran nama baik serta saudara Bryan, anda diduga sebagai pengonsumsi narkoba."

"Narkoba?"

Beberapa polisi langsung memborgol dua manusia itu. Kevin sama sekali tak memberi perlawanan. Berbeda dengan Bryan yang terus memberontak.

"Apaan lepas njing! Gue nggak pakai narkoba!" bentak Bryan sambil terus berusaha melepas cekalan dua polisi yang hendak memborgolnya.

"Selebihnya bisa anda jelaskan di kantor."

"LEPAS!"

Setelah dua cowok itu keluar dan dipastikan sudah terbawa oleh polisi, mereka semua membuang napas panjang.

"Siapa yang lapor polisi?" celetuk Ditya memecah keheningan.

"Gue," sahut Keano.

Sontak pandangan orang seisi ruangan tertuju padanya, melempar tatapan bertanya-tanya.

"Gue lihat Bang Bryan nyabu beberapa hari lalu di kamar dia di atas. Gue langsung laporin dia. Dan polisi mulai mata-matain. Sekarang, gue pikir adalah saat yang tepat buat nangkap Bang Bryan, bahkan sekaligus Kevin. Makanya, gue tenangin Clara karena polisi mau datang. Takutnya dia malah kena," jelas Keano panjang lebar. Jika keadaan seperti ini, tak ada alasannya untuk malas berbicara.

Semua menanggapinya dengan manggut-manggut paham. Tak ada yang menampik kenyataan ini. Bahkan Baim yang biasanya menyerocos, sekarang ia benar-benar diam tak bisa berkata-kata.

Sementara Retta, cewek itu berjalan mendekati Clara. Ia merangkul bahu Clara lantas mengusapnya. "Duduk dulu, Ra." Retta menuntun Clara untuk duduk di sofa.

"Yang lain mending pulang," ujar Retta yang ditujukan pada anggota lain. Mereka saling bertatapan seraya mengisyaratkan sesuatu. Kemudian berpamitan dengan anggota inti.

Sekarang, menyisakan anggota inti Zervelos, Clara, Retta, dan Oliv.

Ditya berjalan ke dapur untuk emngambil air putih. "Minum dulu, Ra."

"Makasih," sahut Clara lemas.

Selesai Clara meminum air itu, kini saatnya mereka memulai pembicaraan berupa pertanyaan-pertanyaan yang sudah mengelilingi otak.

Untuk Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang