U A | 56

1.2K 110 21
                                    

Siapkan mental gengss!!
Konflik utama akan dimulai dari part ini!!🔥

Seriously agak takut ngangkat topik yang bakal jadi konflik utama, semoga kalian suka yaa
Jangan ada yg hujat atau gimana😭 mental aku lemah:) ga sekuat Clara

okeyy happy reading!!

----

Tepung terigu, mentega, coklat, telur, dan bahan-bahan lainnya. Clara mengecek satu persatu bahan untuk membuat kue malam ini. Alangkah baiknya ia menyibukkan diri dengan hal-hal yang positif. Hitung-hitung bisa membuatnya lupa dengan masalah Arsen.

"Udah siap semua, Ra?" tanya Astrid yang baru saja memasuki dapur.

"Udah bun. Tinggal buatnya deh," jawab Clara ceria seperti biasa. Ini hanya topeng agar Astrid tak curiga dengannya.

"Ya udah kamu bikin adonannya, bunda siapin ovennya. Kemarin baru rusak soalnya. Habis dibenerin belum bunda coba lagi," sahut Astrid.

"Oke bun!"

Clara mulai memasukkan tepung, telur, gula, dan kawan-kawannya ke dalam baskom. Dipastikan bahan yang diperlukan masuk, ia lanjut mencampurnya dengan mixer.

"Oh ya, Ra. Arsen lama banget nggak ke sini? Bukannya dia udah sembuh?" celetuk Astrid yang berhasil membuat tubuh Clara mematung.

"Mmm, nggak tahu bun," jawab Clara gugup.

"Jarang-jarang loh, anak muda sekarang kayak Arsen," celetuk Astrid.

Ucapan Astrid membuat Clara mematikan mixernya, selain itu juga karena adonan sudah tercampur rata. Cewek itu menautkan alis. "Maksud bunda?"

"Arsen itu anaknya sopan sama orang tua, terus humoris lagi. Ayah kamu aja sampe klop loh sama dia. Kamu kan tahu sendiri, kalau ada teman cowok kamu kelompok ke sini aja diawasin. Sedangkan Arsen, ayah kamu biarin tuh," ujar Astrid.

"I-ya bun," jawab Clara ragu. Sebab bundanya itu tak tahu bagaimana sifat Arsen yang sebenarnya.

"Bunda nggak tahu aja aslinya Arsen," batin Clara.

"Ekhem, ngomongin calon mantu bun?" sahut Deren yang tiba-tiba muncul di ambang pintu dapur.

Sontak Clara dan Astrid menoleh ke arah anak remaja tengil itu. Clara langsung melebarkan matanya seolah memberi isyarat untuk Deren bahwa dirinya akan mendapat balasan nanti.

"Iye-iye galak amat," cibir Deren.

"Kamu sebut bunda galak!" protes Astrid yang tak terima cibiran Deren.

"Eh eh, maksud Deren kakak bun yang galak. Bukan bunda, bunda mah baik. Kakak yang galak. Nurun dari ayah kali," papar Deren.

"DEREN! KAMU NGOMONGIN AYAH!" teriak Vando dari ruang keluarga.

"Ehh apa lagi sih! Bukan gitu maksudnya yah! Ayah baik kok, kayak bunda. Kakak yang galak," balas Deren.

Sementara Clara, ia menjulurkan lidahnya bermaksud meledek Deren yang mendapat dua teguran sekaligus.

"Sudah sudah, ayo dilanjut lagi bikin kue nya," lerai Astrid.

Lantas Clara kembali fokus pada adonan di depannya. Dan Deren melenggang dari dapur.

****

Suara riuh canda tawa memenuhi sebuah rumah minimalis dua lantai, atau sering disebut sebagai markas Zervelos. Mereka sedang berbahagia karena PTS telah berakhir. Selain itu, juga karena Arsen sembuh total.

Untuk Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang