U A | 51

1.1K 107 41
                                    

Happy reading!!

----

Terlihat seorang pria dan seorang remaja duduk di meja makan yang cukup besar dan mewah. Namun hanya mereka berdua yang menempati.

Suara dentingan piring dan sendok menghiasi suasana. Sampai salah satunya membuka perbincangan. "Pa, Arsen kok tiba-tiba jauhin Clara?"

Pria paruh baya itu menoleh ke arah putranya. "Ya bagus dong," jawabnya.

"Tapi pa, aku takutnya Clara kenapa-napa. Mungkin aja ada orang yang pakai Clara sebagai senjata. Bukan papa kan?" selidik Kevin pada Bagas.

Bagas tersedak, ia langsung menegak air putih. "Ya bukanlah! Papa kan udah janji sama kamu."

"Terus siapa pa, apa musuh gengnya Arsen? Tapi kenapa disangkut pautin sama Clara?" Kevin nampak bingung memikirkan masalah ini.

"Mungkin musuhnya suka sama Clara," balas Bagas.

"Gak mungkin, pa. Gak ada yang kenal sama Clara. Clara juga orangnya gak neko-neko. Gak mungkin dia tebar pesona sama cowok," elak Kevin.

"Sekarang papa tanya, kamu suka Clara karena apa? Bukan karena dia tebar pesona, kan? Bahkan dia aja nggak kenal sama kamu. Tapi kamu bisa jatuh cinta sama dia," balas Bagas.

Kevin terdiam, mencerna semua ucapan Bagas. Memang ada benarnya juga. Tapi ia masih tak percaya jika musuh Arsen suka pada Clara. Sungguh, ia takut pujaan hatinya kenapa-napa.

****

"Sesuai data, video itu selesai diedit 2 hari sebelum acara KTS di sekolah lo. Dan lokasinya juga di sekolah lo. Pukul 4 sore," ujar salah seorang sehabis mengotak-atik komputer.

Arsen duduk seraya menyangga dagunya. Otaknya terus berutar untuk menyelesaikan masalah ini.

"Kalau nggak salah, itu pas cuma gue yang nunggu Arsen di rumah sakit. Clara jenguk Arsen malam. Terus sore Leva juga jenguk Arsen," sahut Ditya.

"Maksudnya?" tanya Arsen memastikan.

"Maksudnya—" Ditya menggantungkan ucapannya sambil melirik teman-temannya yang lain.

"Apa lirik-lirik! Lo nuduh kita?!" kata Baim tak terima.

"Santai aja dong, bukan gitu maksud gue!" bela Ditya.

"Kita masih belum mau meninggoy! Ya kali cari gara-gara sama Arsen," sahut Vian.

"Gue ke toilet," pamit Keano tiba-tiba. Tanpa menunggu jawaban, ia melenggang begitu saja. Sementara yang lain, mata mereka mengikuti pergerakan Keano hingga hilang dari balik pintu.

"Keano," gumam Ditya yang masih terdengar samar ditelinga mereka.

"Pada ngerasa nggak sih, Keano dari kemarin-kemarin sikapnya aneh," ucap Baim.

"Dia kan selalu bela Clara. Mungkin ini caranya dia buat jauhin Arsen sama Clara," imbuh Vian.

"Keano nggak sebodoh itu," balas Arsen mengelak opini teman-temannya. Memang, Keano tak sebodoh itu sampai membuat video tak jelas seperti itu.

"Bro, lo lacak lagi sampai ke akar-akarnya. Besok kita balik lagi," ujar Arsen pada Hiro, salah satu anggota Zervelos yang ditugaskan Arsen untuk melacak video itu.

Untuk Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang