U A | 35

1.4K 119 58
                                    

!!WARNING!!
Ada adegan kekerasan dipart ini!
Serius takut kalau bikin scene berantem-berantem

Dan juga emosi kalian bakal diombang-ambingkan. Semoga ngefeel😭 kalau ngefeel kalian juga bakal nangis bombay.

----

Ting tong ting tong

Suara bel terdengar ke seluruh bagian rumah.

"Mbak, tolong bukain ada bel," ujar seorang cewek yang sudah lengkap dengan seragam sekolahnya.

Seorang asisten rumah tangga yang disebut dengan sebutan mbak oleh anak majikannya itu berjalan ke gerbang.

"Iya mas, cari siapa?" tanyanya.

"Leva udah berangkat?" sahut orang yng memencet bel tadi.

"Non Leva masih sarapan, bentar lagi berangkat sekolah. Pasti masnya temennya Non Leva ya? Silahkan duduk dulu, saya panggilkan Non Leva," ujar asisten rumah tangga tersebut dengan sopan.

Sementara si lawan bicara, duduk di salah satu sofa besar di ruang tamu. Besar dan minimalis. Itulah 2 kata yang ia pikirkan saat masuk ke dalam.

"Ngapain lo?!" ketus Leva saat mengetahui siapa orang itu.

Arsen menengok ke arah suara. "Jemput lo lah," jawab Arsen.

"Lo lihat gue?" Arsen mengangguk polos. Leva mengambil nafas sebanyak-banyaknya. "Lihat! Gue punya dua tangan, dua kaki, dua mata, kepala, mulut, hidung, dua telinga. Lengkap kan?"

Arsen manggut-manggut polos.

"Itu artinya gue bisa berangkat sendiri, bisa jalan sendiri, gak perlu lo jemput-jemput. Gue bukan cewek lemah!" kesal Leva.

"Tapi gue suka cewek pemberani," sahut Arsen. Leva mingkem kicep. Arsen selalu bisa membuatnya bungkam.

Perhatian keduanya teralihkan karena seorang pria paruh baya datang. "Maaf Non, mobilnya tiba-tiba remnya bermasalah. Untung saya cek," katanya.

Leva mengangkat alisnya sebelah sembari melirik Arsen dengan sinis. "Lo kan?"

"Tahu aja lo," jawabnya menyengir. "Biarin di sini aja pak, nanti saya bawa ke bengkel," ucapnya beralih pada pria itu.

"Udah ayo berangkat sama gue," desak Arsen.

Leva memutar bola matanya malas. Mau tidak mau karena tak ingin telat, ia harus berangkat bersama cowok yang sangat menyebalkan ini.

****

"Lihat nih, kasihan banget ceweknya. Baru dipacarin masa langsung diselingkuhin?"

"Iya kasihan banget, siapa tuh namanya anak kelas MIPA-1?"

"Clara kan?"

"Alah pasti si Clara nya itu yang ganjen. Ya kali Arsen suka cewek pendiam kayak gitu? Nggak famous lagi?"

Clara menghentikan suapan nasi gorengnya. Kenapa ia merasa sedang dibicarakan oleh segerombolan cewek yang duduk di meja sebelahnya.

Ia sedikit mendekat dan menajamkan telinganya untuk tahu apa yang akan mereka bicarakan lagi. Tak lupa, ia agak menunduk supaya mereka tak melihat wajahnya.

"Clara tuh yang mana sih? Kok nggak dipamerin ya sama Arsen?"

"Mukanya tuh gak gampang dihapal!"

Untuk Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang