U A | 44

1.2K 111 9
                                    

Happy reading gengss:))

----

Suasana SMA Garuda Jaya Sabtu pagi ini sangat ramai, beda seperti hari-hari biasa karena sekolah ini menerapkan metode full day. Bagi anak-anak yang tak memiliki kepentingan untuk menyiapkan acara KTS, mereka santai di rumah sambil menyiapkan diri untuk nanti malam. Sedangkan yang berkepentingan, mereka menyiapkan tempat untuk nanti malam.

Salah satunya adalah Clara, sebagai jurnalis yang bertugas untuk nanti malam, cewek itu terlihat sibuk untuk menata kamera di tempat-tempat yang tepat.

"Aduh, cape juga ya?" eluhnya seraya mengelap keringat. Cuaca hari ini cukup terik. Semoga saja terobati dengan kesuksesan acara nanti.

"Iya, panas banget lagi," ujar Serra.

"Nyelup ke kolam sana tuh dek," sahut Gio diiringi kekehan. Yang lain juga menyusul dengan kekehan ringan.

"Ser, nanti tunggu gue di depan gerbang ya?" pinta Clara berbisik.

Serra menunjukkan dua jempolnya. "Aman. Lo tenang aja, bakal gue jagain lo nanti malam. Pacar lo kan masih di rumah sakit."

Senyuman kaku tercetak dibibir Clara. Belum ada yang tahu tentang hubunganya dengan Arsen. "Makasih Ser."

"Oh ya, gimana keadaan pacar lo. Katanya dioperasi ya?" tanya Serra penasaran.

"Iya, kebentur batu. Tapi sekarang udah mendingan kok. Nggak di ruang ICU lagi."

"Untunglah. Eh tapi gue tanya gitu jangan cemburu ya. Gue tanya doang loh," kata Serra takut menyinggung hati Clara.

Clara tertawa kecil. "Santai aja kali. Gue nggak posesif kok."

"Ra, gue mau tanya sesuatu deh sama lo," ujar Serra sambil mengotak-atik kamera.

"Apa?" Clara melirik sekilas ke arah Serra.

"Tapi sebelumnya sorry dulu nih ya. Arsen kan kayak gitu, lo nggak takut kalau tiba-tiba diputusin karena dia ada yang baru? Biasanya Arsen kan gitu. Punya simpenan dulu, baru pacarnya diputusin," ucap Serra.

Clara tersenyum tipis. "Kalau menurut gue, misal hubungan gue udah nggak bisa dipertahanin, ya buat apa dipertahanin. Cinta sih pasti, move on juga susah. Ya tapi mau gimana lagi. Dan misalkan Arsen mutusin gue karena punya selingkuhan, ya udah putus. Emang mau makan hati tiap hari?"

"Nggak diselingkuhin pun tetep makan hati," lanjutnya dalam hati.

Serra manggut-manggut paham. "Jadi pacarnya Arsen juga harus siap mental sih."

"Sorry juga nih ya Ra, gue juga mau tanya soal gimana ceritanya lo bisa pacaran sama Kevin terus sama Arsen?"tanya Serra lagi lebih hati-hati.

Clara menghela nafasnya panjang. "Lo percaya nggak, cewek bisa nerima cowok tanpa cinta sama cowok itu. Bahkan dia lagi cinta sama cowok lain."

Serra berpikir sejenak. "Bisa sih, cewek kan pinter pura-pura," jawabnya.

"Menurut gue, itu adalah kejahatan terbesar gue. Gue sadar waktu itu gue jahat banget. Dan soal pacaran sama Arsen, gue udah cinta sama dia dari dulu. Bahkan sebelum gue kenal dia," kata Clara.

"Maksudnya?"

Cewek itu tersenyum tipis. Otaknya menerawang suatu kejadian tempo lalu. "Waktu kelas 9, gue ingat banget, gue pernah ketemu dia di pekan raya taman kota. Dia terima jasa foto. Dan nggak tahu kenapa, gue kagum aja sama dia. Padahal gue gak kenal sama sekali. Semenjak saat itu, gue berharap bisa ditemuin lagi sama dia. Lalu sekarang terjawab, gue dipertemukan sama Arsen di SMA Garuda Jaya."

Untuk Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang