U A | 64

1.2K 128 7
                                    

Haii gengss!! mau cerita dikit hehe, sebenernya awal nulis cerita ini rencananya mau aku buat konfliknya ringan tapi sad-nya masih kerasa,
dan tiba² ditengah cerita aku ngrasa kalau konflik ringan kurang ngena.

Ini cerita juga agak mlenceng dari outline yg aku buat, tapi secara garis besar sama, cuma ditambahin konflik berat aja, dan endingnya juga insyaallah sama kayak outline awal. Tapi komenan kalian bisa jadi ngrubah pemikiran aku lohh (bisa jadi).

Intinya begitulah, aku juga malah agak susah kalau konfliknya ringan.

Okeyy happy readinggg

----

Kalender bertulis 'NOVEMBER' di atasnya, tak ada angka yang tak tertutup tanda silang dengan pena merah. Dari tanggal 1 hingga 30, dan hari ini sudah kembali lagi melewati tanggal 1.

Terhitung satu bulan lamanya, tepat hari ini, Arsen menghilang dari jangkauan Clara. Dan pergi dari hidup Clara.

Clara meraih buku diary berwarna sampul cream dari dalam laci meja belajar. Ia menulis tanggal hari ini di pojok kanan atas lembaran kosong.

1 Des

Untuk Arsen

Hai Arsen! Apa kabar hari ini, semoga sehat selalu. Semoga bahagia selalu.
Nggak kerasa udah satu bulan kita sama sekali nggak ketemu. Dunia lucu, ya. Dulu padahal kita lengket banget. Ya meskipun banyak huru-hara. Kamu ternyata nepatin janji. Pergi dari hidup aku. Aku juga naif disini. Aku minta maaf. Dan aku maafin kamu.
Oh ya, minggu depan udah ujian akhir semester. Ingat nggak, biasanya hari-hari mendekati ujian, kamu selalu rayu-rayu aku. Kangen juga kalau diingat.
Ya udah segini dulu ya, Ar. Besok aku kabarin lagi. Aku mau berangkat sekolah dulu. Bye.. Have a nice day!

Dari Clara

Apa yang ada dipikiran kalian benar, Clara tak sungguh melupakan Arsen. Menulis surat sudah menjadi rutinitasnya semenjak Arsen menghilang. Entah dua hari sekali, seminggu 3 kali, dan lain-lain sesuka hati Clara.

Surat yang tak pernah ia kirim. Surat yang belum pernah sampai ke tujuan. Surat yang hanya menjadi hiasan dibuku diarynya. Namun Clara tak pernah memedulikan itu. Ia harap Arsen bisa mendengar semua surat yang ia tulis. Atau membaca surat yang ia tulis dikemudian hari.

Banyak orang bilang, jangan terlalu larut dalam kesedihan. Namun bagi Clara itu sudah menjadi kebisaannya. Bohong jika dibilang tak mengharapkan Arsen kembali.

Clara sangat ingin bisa bertemu Arsen, meskipun tanpa hubungan. Yang terpenting, ia bisa memastikan bahwa lelaki itu baik-baik saja dan bahagia.

Bibir dengan olesan liptint natural Clara terangkat tipis. Lalu ia menutup buku diary dan mengembalikannya ke dalam laci. Tak lupa ia kunci.

"Clara! Deren! Ayo sarapan!" teriak Astrid menggema di seluruh rumah.

"Iya, bunda!"

****

"Nggak nyangka banget ya, minggu depan udah ujian lagi. Astaga.. pecah otak gue!" rengek Retta saat berjalan menuju kantin diistirahat pertama ini.

"Ya bagus lah, cepat lulus," sahut Oliv bersemangat.

"Lo mah ujian nggak pernah mikir! Jawabnya selalu ngasal! Bisa-bisanya masuk kelas MIPA-1. Nyogok ya lo!" ejek Retta.

Untuk Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang