U A | 75

1.1K 106 5
                                    

70 votes completed

HAPPY READING!!

----

Ditya memberikan isyarat pada Clara untuk turun dari motor. Alhasil mereka berdua menuruti perintah Bagas.

"Dimana Arsen?" tanyanya.

Clara dan Ditya saling pandang sejenak. Sampai Ditya berkata, "Kami juga tidak tahu keberadaan Arsen."

"Untuk apa anda mencari Arsen?" tambah Ditya bertanya. Sontak Clara langsung memberikan peringatan pada Ditya, kenapa harus berkata seperti itu. Bagas sungguh berbahaya.

"Saya sudah tahu semuanya," jawab Bagas dengan nada normal.

Dua remaja itu kembali saling bertatapan dengan ekspresi bingung. Mereka sama-sama mengerutkan kening.

"Iya, saya tahu semuanya. Saya tahu kelakuan Kevin," imbuh Bagas memperjelas.

"Bagaimana Om Bagas bisa tahu?" beo Clara penasaran.

Bagas membuang napas panjang. Ingatannya berputar pada kejadian beberapa hari yang lalu.

"Mampus lo. Lo udah kebuang dan dibuang sama semua orang. Sekarang tersisa gue. Kevin seorang. Gue bakal dapetin Clara dan kuasain semua. Tanpa ada pengganggu, termasuk lo."

Bagas menaikkan alis sebelah. Sebenarnya apa yang ia dengar samar-samar itu. Kevin berbicara dengan siapa dan ditujukan untuk siapa.

Otak berkata tak usah peduli, namun berbeda dengan hati. Entah kenapa ada yang mengganjal dihatinya sekarang.

Pria itu meraih ponsel dan langsung menelepon seseorang.

"Halo, awasin Kevin putra saya mulai sekarang."

Lantas ia melenggang dari depan kamar Kevin.

"Waktu itu saat dia tidak ada di rumah, saya coba masuk ke kamarnya. Karena di kamarnya ada sudut yang bener-bener tidak boleh dijamah orang. Pembantu rumah saja tidak boleh. Saya penasaran, dan saya masuk ke kamar dia."

Bagas berjalan perlahan menuju sudut ruangan rahasia Kevin. Ia menyibak gorden, dan betapa terkejutnya. Foto keluarganya, termasuk Arsen dan Luna terpampang di sana dengan beberapa tusukan paku.

Tak hanya itu, bahkan foto Clara dan beberapa anggota Zervelos juga ada. Dengan cepat Bagas memotret itu. Lalu menelepon seseorang.

"Ikuti kemanapun Kevin pergi. Jangan sampai kecolongan. Rekam semua diam-diam."

"Dan setelah itu, saya dapat laporan dari anak buah saya berupa rekaman video saat kalian berada di taman. Tapi saya tidak menyangka kalau kamu juga sedang menjebak Kevin."

Clara dan Ditya masih terdiam mendengar penjelasan dari Bagas.

"Saya merasa bersalah dengan Arsen. Dia anak kandung saya sendiri. Tapi saya memperlakukannya dengan semena-mena. Bahkan saya melukainya dengan tangan saya sendiri. Tolong beritahu saya, dimana Arsen?"

"Arsen pergi, Om," sahut Clara.

Ekspresi Bagas seketika berubah. Apa maksud dari kata 'pergi' itu.

"Hidup Arsen tersiksa. Sangat tersiksa," imbuh Clara.

Untuk Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang