U A | 19

1.4K 113 9
                                    

Jangan lupa vote duluu❤

----

"Tanggal 18 aku ada olimpiade Ra," ujar Kevin pada Clara. Sekarang mereka sedang berjalan melewati koridor yang sepi.

"Pas ada tanding futsal dong?" sahut Clara bertanya.

Kevin mengangguk. "Tapi aku juga nggak tertarik sih sama begituan. Jadi biasa aja," jawabnya.

Clara hanya manggut-manggut sebagai jawaban. Setelah kejadian tadi, ia bersikap seperti biasa seolah tak terjadi apa-apa. Dan juga ia belum melihat tampang Arsen lagi sehabis membawa Keyna keluar kelas.

Ia sudah memperingati Retta agar tak memberitahu semua itu pada Kevin. Ia hanya tak mau Kevin dan Arsen kembali bertengkar yang selalu menyebabkan luka. Clara tak suka itu.

"Beneran nggak mau diantar?" tanya Kevin memastikan.

"Iya, nggak papa," jawab Clara disertai senyuman tipis, atau lebih bisa disebut senyuman miris.

Nasib tugasnya dengan Arsen entah bagaimana tak tahu. Mungkin ia akan mengerjakannya sendiri. Lalu Arsen? Kemungkinan besar akan tetap Clara tulis sebagai rekan kerja. Sungguh sejahtera nasib Arsen diatas nasib malang Clara.

"Ingat pesan aku kan?" tanya Kevin.

Clra mengerutkan keningnya bertanya-tanya. "Apa?"

"Jangan dekat-dekat Arsen," ujar Kevin. Langkah Clara langsung terhenti. "Kalau kamu nggak mau kena masalah," lanjutnya.

Otak cewek itu berpikir sejenak. Memang benar, semenjak ia begitu dekat dengan Arsen, satu per satu masalah yang tak pernah ia rasakan muncul dalam kehidupannya. Tapi apa boleh buat, cinta menutupi segalanya.

"Iya," alibi Clara. Tangan Kevin terangkat mengusap pucuk kepala Clara.

"Good girl."

****

Cewek dengan rambut terurai itu tidak langsung pulang, ia perlu membeli bahan-bahan untuk tugasnya. Keputusannya sudah bulat, ia akan mengerjakan seorang diri. Tak masalah menurutnya.

Selesai membeli peralatan, ia mampir ke minimarket untuk memberi cemilan seperti biasa. Keripik jagung tak pernah absen dari keranjang belanjaannya.

"Totalnya 81 ribu mbak," ujar kasir itu.

Clara menyodorkan selembar uang berwarna merah. "Ini mbak,"

"Kembaliannya 19 ribu ya mbak, terimakasih." Clara mengangguk dan tersenyum ramah menanggapi.

Keluar dari minimarket, ia memandang kedua tangannya yang kesusahan membawa kantong plastik yang cukup besar, terlebih lagi alat proyeknya.

"Mau dibantuin?" celetuk seseorang membuat Clara mendongak.

"Eh Kak Bryan? Nggak usah kak makasih," sahut Clara sembari tersenyum tulus.

"Lo naik apa?" tanya sang ketua Zervelos itu.

"Ojek kak," jawab Clara.

"Mana?" Bryan celingak-celinguk ke sana  ke mari mencari ojek yang Clara maksud.

"Yang tadi udah pergi, sekarang mau pesen lagi," jelas Clara.

Untuk Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang