U A | 29

1.2K 106 58
                                    

Siapkan emosi kalian gengs!
Biar emosi ayo vote duluu

----

"Kita udah pacaran Ra, dan aku bakal antar kamu sampai depan sekolah," ujar Arsen.

"Aku udah bilang kan Ar, aku nggak mau ada yang tahu tentang hubungan kita," balas Clara.

"Sebaik apapun kita nyembunyiin, mereka pasti bakal tetap tahu Ra. Ayo sekarang ikut aku!" paksa Arsen. Ia menarik tangan kekasihnya itu secara kasar.

"Ar! Aku nggak mau," rengek Clara. Ia terus mencoba melepas cekalan tangan Arsen.

"NAIK!" bentak Arsen dengan mata memerah. Clara langsung terdiam, ia takut Arsen semakin berbuat kasar padanya.

"Naik atau-"

"Iya aku naik," sahut Clara cepat. Lantas ia memakai helm yang disediakan oleh Arsen, dan segera naik ke boncengan cowok itu.

Arsen menancap gasnya denagn kecepatan diatas rata-rata. Sepanjang jalan, Clara merapalkan do'a di dalam hati agar mereka selamat sampai tujuan. Seharusnya ia tak membuat Arsen marah tadi.

Clara dapat mengembuskan nafas lega saat mereka sampai di sekolah. "Aku bolos," ucap Arsen cuek.

"Jangan bolos mulu Ar," balas Clara seraya melepas helmnya.

"Gak usah ngatur-ngatur!" tekan Arsen, ia meraih kasar helm ditangan Clara. Tanpa mengatakan apa-apa lagi, cowok itu pergi begitu saja dari sana.

Clara hanya bisa menghela nafasnya panjang, mau tak mau ia harus sabar menghadapi sifat Arsen yang berubah-ubah.

Ia melenggang dari sana menuju ruang kelas. Namun sepertinya ada yang aneh hari ini, murid-murid memandanganya dengan tatapan aneh. Clara mencoba mengabaikannya dengan berjalan cepat.

"Ini ya pacar batunya Arsen?"

Celetukan salah satu siswi itu berhasil menghentikan langkah kakinya.

"Turun banget ya selera Arsen."

"Cantikan juga gue kemana-mana."

"Kasihan ya, pacar baru tapi nggak dipamerin di tengah lapangan."

"Arsen lagi khilaf kali."

"Perasaan pacar Arsen selalu yang famous deh. Dia siapa?"

Kira-kira seperti itulah bisik-bisik orang di sepanjang koridor.

Clara mneggeleng, berusaha untuk tak mempedulikan mereka semua. Ia meneruskan langkahan kakinya semakin cepat.

Keinginan Clara untuk menyembunyikan hubungannya dengan Arsen gagal total. Kekasihnya itu memang benar, sebaik apapun mereka menyembunyikan pasti akan tersebar pula. Padahal ini baru 2 hari mereka pacaran.

Clara menebak, pasti kehidupannya di sekolah akan menyedihkan mulai hari ini. Kecuali jika Tuhan menolongnya.

Ia menapakkan kaki di kelas bertuliskan 11 MIPA-1 dipintunya. Kelas yang menurutnya serasa asing sekarang, tak ada canda tawa bersama teman-temannya.

Yang ada hanya cemoohan dan cibiran. Semoga saja ia kuat menghadapi semua ini sampai mereka tahu kenyataan yang sebenarnya.

Tak lama, Bu Ina masuk ke dalam kelas. Pelajaran dimulai dengan mengucap salam dilanjut berdo'a.

Seluruh murid di dalam kelas menyiapkan buku yang kan mereka pelajari. Clara menarik satu buku paket dan satu buku tulis. Tanpa ia sadari selembar kertas folio jatuh ke lantai.

Untuk Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang