U A | 10

2.2K 133 20
                                    

Ayoo vote dulu gengss

----

"Ra, makan di luar yuk," rengek Retta. Cewek itu tadi tiba-tiba datang ke rumahnya tanpa diundang.

"Ngerjain PR Ret," jawab Clara yang masih terfokus pada buku dihadapannya.

"Bentar doang, gak ada 2 jam deh, gue juga udah izin sama tante Astrid. Please yaa." Retta mengganggu temannya itu dengan menggoyang-goyangkan bahu si empu.

"Udah malam juga Retta," sahut Clara tetap menolak.

"Astaga baru setengah tujuh, janji gak bakal lebih dari jam 9." Cewek heboh itu menunjukkan 2 jarinya.

Clara menghela nafasnya panjang. "Iya iya, tunggu di luar sana," finalnya.

Mata Retta berbinar. "Oke, cepet yaa gue tunggu. Bye.." Ia berjalan dengan ruang keluar kamar Clara.

Lebih baik ia menuruti permintaan temannya itu, daripada belajarnya terus terganggu. Yang ada PRnya tak akan selesai.

Clara mematikan lampu belajar dan menutup bukunya. Lantas segera bersiap sebelum mulut Retta kembali terbuka memanggil namanya.

*

Kening Clara mengeriyit bingung, ia kira Retta mengajaknya ke warung pinggir jalan seperti biasa, namun cewek itu memberhentikan motornya di depan restoran mewah.

"Kok ke sini Ret?" tanya Clara.

"Kenapa? Sekali-kali lah ke resto mewah," jawab Retta santai.

"Masalahnya gue cuma bawa uang 50 ribu. Gue kira lo ngajak gue ke rumah makan padang biasanya. Dapat es teh doang di sini," balas Clara.

"Udah deh, jangan pusingin duit," kata Retta meyakinkan.

"Lo mau nraktir gue ya?" tebak Clara dengan mata berbinar.

"Ayo pokoknya masuk dulu." Retta menarik tangan Clara untuk segera masuk ke dalam restoran itu.

Mata Clara melotot saar Retta membawanya berhenti di sebuah meja yang sudah dihias romantis. Ditambah lagi 2 orang yang berdiri di belakang meja itu.

"Ret?" panggil Clara bergumam meminta penjelasan.

"Good luck." Bukannya menjawab, justru Retta menepuk pundak Clara tanda menyemangati. "Ayo Le, keluar," sahutnya yang ditujukan pada salah satu cowok itu. Lantas Retta dan cowok tersebut melenggang dari sana menyisakan Clara bersama satu cowok lagi.

"Hai Ra," sapanya.

Clara hanya bisa tersenyum kaku. Ia benar-benar tak tahu apa maksud semua ini.

"Silahkan duduk Ra," ucapnya lagi. Clara mengangguk ragu lantas mendudukkan dirinya di kursi, berhadapan dengan cowok itu.

"Maksudnya apa Vin?" tanya Clara memberanikan diri. Iya, cowok itu dalah Kevin, orang yang bertengkar dengannya tadi sore.

Kevin berdehem. "Nikmati makanannya aja dulu Ra," jawabnya.

Sebenarnya dari dalam hati Clara merasa tidak enak. Di depannya banyak sekali makanan. Ini di restoran mewah, yang tentu harganya tak murah. "Ayo makan Ra," celetuk Kevin lagi.

Untuk Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang