U A | 30

1.4K 106 29
                                    

Hai malam gengs!!
sorry banget telat, serius hari2 ini dan beberapa hari ke depan sibuk banget di sekolah. Tapi aku usahain tetep up kokk

Mohon bantuannya biar aku ga cape dan tetep up tepat waktu, vote komen rameeiin🔥

Okey, happy readingg

----

Gemericik hujan gerimis menemani malam Clara untuk mengerjakan PR. Cewek itu duduk di kursi belajar dengan terbalut selimut.

Ia kembali mengecek tugas-tugasnya. "Matematika wajib udah, biologi udah, oh ya Bahasa Inggris." Clara membuka buku paket Bahasa Inggris untuk mengerjakan PR selanjutnya.

Tiba-tiba hpnya berdering tanda telefon masuk. Bibirnya tersenyum tipis kala melihat siapa yang menelfonnya.

"Hallo Ra."

"Iya, Ar?" sahut Clara.

"Aku di depan," jawab Arsen.

"Hah? Kok di depan? Ini kan hujan?!" kaget Clara.

"Makanya cepet bukain pintu, aku ketokin nggak ada yang buka," jawab Arsen.

"Mungkin yang lain juga pada di kamar. Bentar aku bukain."

"Cepetan, keburu beku aku."

"Iya-iya."

Dengan cepat, Clara keluar kamar untuk membukakan pintu. Sekarang ia tak terlalu takut jika cowok itu datang ke rumah.

Tapi masalahnya, keluarganya tak tahu jika status Arsen sekarang adalah pacar Clara. Ia akan berhati-hati dalam hal ini. Lebih baik mereka tak ada yang tahu.

Dugaan Clara benar, lampu lantai bawah saja sudah mati. Itu artinya yang lain sudah tidur.

Ia menyalakan lampu, lalu membuka pintu.

Pertama kali yang ia lihat, seorang cowok melipat tangan di depan dada dengan membawa satu kantung plastik besar ditangannya. Rambutnya basah, wajahnya juga.

"Lama banget sih Ra," decak Arsen yang sudah menggigil.

"Astagaa, maaf. Ayo cepet masuk," ajak Clara.

Arsen duduk di sofa ruang tamu setelah meletakkan kantung plastik itu di meja. Ia masih menggigil kedinginan. Bahkan bibirnya pun sudah memucat.

"Bentar ya, aku buatin teh panas," ucap Clara yang hanya diangguki oleh cowok itu.

Tak lama, Clara datang lengkap dengan teh panas dinampan yang ia bawa.

"Minum dulu," titahnya.

Arsen meminum teh itu dengan telaten sebab masih panas. Jika tidak bisa melepuh bibirnya.

"Udah tahu hujan kenapa ke sini?" tanya Clara.

"Mau ngambil buku kamu," jawab Arsen cepat.

Clara menghela nafasnya panjang seraya tersenyum miris. Memang buat apa juga Arsen ke sini kalau tidak karena tugas. Ekspetasinya terlalu tinggi.

"Ya udah aku ambil buku dulu," katanya. Lalu Clara menuju kamar tidurnya.

Clara kembali dengan 2 buku tulis ditangannya. "Ini." Ia meletakkan buku itu di meja depan Arsen.

"Itu aku bawain keripik," celetuk Arsen sembari menunjuk kantung plastik di depannya dengan dagu.

"Keripik?" cicit Clara. Lantas ia meraih benda itu. Senyumnya langsung mengembang. "Kamu tahu aku suka keripik jagung?" tanyanya.

Untuk Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang