13| SOAL BUCIN

7.5K 1.7K 921
                                    

Sama-sama seneng kan? kalau rajin vote+komen, berarti puma bakalan rajin update juga.

Ih gak nyangka banget kalau udah part 13. Perasaan kayak baru kemarin puma nulis cerita ATARONA.

Udah part 13 ajanih.

700 vote+ 600 komen buat next part.

Happy Reading!

13| SOAL BUCIN

"Gala!" panggilan dari seseorang membuat Galateo berbalik, cowok itu menatap Arona yang tengah berlari ke arahnya dengan senyum lebar diwajahnya.

"Jangan lari-lari Rona, nanti jatuh," tegur Galateo begitu Arona sudah berdiri disampingnya. Keduanya kini tengah berjalan beriringan.

"Gak bakalan jatuh," sahut Arona. Gadis itu kemudian melirik kertas yang dipegang oleh Galateo. Cowok itu tengah memegang formulir pendaftaran yang sudah diisi dengan data diri miliknya.

"Lo beneran mau masuk HIMME nih?" tanya Arona. Dia masih menolak percaya bahwa Galateo benar-benar berniat mau masuk HIMME.

"Beneran," sahut Galateo dengan keyakinan dalam suaranya. "Oh iya Na, maaf yah kemarin aku gak bisa dateng ke audisi kamu," lanjut cowok itu.

Arona terdiam. Dia teringat akan kekecewaannya kemarin, namun dengan cepat Arona mengendalikan ekspresi agar terlihat biasa saja didepan Galateo.

"Santai aja," ujar gadis itu sambil mengibaskan tangan di depan wajahnya.

"By the way, ini lo mau kemana?" tanya Arona karena sedari tadi dia hanya mengikuti langkah kaki Galateo tanpa tahu arah tujuan mereka.

"Mau ke sekretariat HIMME, mau nganter ini," ujar Galateo sembari mengangkat kertas ditangannya.

"Yaudah gue temenin," ujar Arona. Galateo merespon dengan anggukan setuju.

🌏

Sekretariat terlihat terisi oleh BPI HIMME dengan formasi lengkap— ah tidak, minus Atlas yang masih ada kelas. Kedua sekretatis HIMME— Alora dan Alana tengah berkutat di depan laptop, menginput data mahasiswa yang telah mengisi formulir sebagai kader HIMME.

"Dexa, lo udah upgrade banner di web belum?" tanya Yura.

"Ini masih gue kerjain. Dikit lagi selesai, setelah itu gue langsung upload,"

"Oke. Gercep yah,"

"Siap!" ujar Dexa sambil mengangkat jempolnya.

"Dana buat pengkaderan kali ini masih kurang nih, mau diakalin kayak gimana?" tanya Reynald.

"Dana dari sponsor udah masuk semua?" tanya Johnny.

"Ada...." Reynald terlihat meneliti kertas yang dia pegang. " 3 yang belum masuk," ujar Reynald.

"Oke. Nanti minta tolong Atlas buat handle," ujar Johnny.

"Oke," sahut Reynald.

"Kewirausahaan jaga-jaga yah kalau aja dana dari sponsor telat masuk," lanjut Reynald pada Rendra.

Cowok pemilik nama Virendra itu mengangguk. "Oke," jawabnya.

"Permisi." mereka semua menoleh kearah pintu dan menemukan cowok bertubuh tinggi dan berambut kecoklatan berdiri diambang pintu dengan senyum sopan diwajahnya.

ATARONA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang