Mana suaranya yang udah kangen sama cerita ini?
Jam berapa kalian baca part ini?
Absen dulu pakai nama kalian
Update lama itu karena targetnya blm full. Ini tuh tergantung sama kalian yah. Makanya jangan siders.
1050 vote dan 2800 komen for next chapter.
Selamat membaca!33| SUPPORT SYSTEM
Atlas baru saja menuruni tangga ketika dia mendapati sosok papanya berdiri dibawah tangga dengan tangan memegang ponsel yang menempel ditelinga kanannya.
"Iya, saya akan segera membicarakan hal ini dengan Atlas." Itu yang Atlas dengar ketika dia mencapai anak tangga terakhir. Mendengar namanya disebut membuat cowok yang memakai jaket jeans hitam itu berhenti.
Bertepatan dengan itu, Axel Kusuma tampak memutuskan panggilannya.
"Bicara soal apa pah?" tanya Atlas langsung. Axel tampak terkejut dengan kehadiran putranya, namun dengan cepat dia memasang raut santai.
Pria itu tersenyum kecil lalu menatap putra semata wayangnya.
"Sabtu depan kamu gak sibuk kan? ayo ikut papa buat ketemu rekan bisnis," ucapan Axel membuat Atlas mengangkat alisnya. Jika sudah seperti ini, Atlas yakin kalau papanya selalu merencanakan sesuatu dibalik itu. Tidak mungkin pria itu mengajaknya tanpa tujuan. Pasto ada saja hal yang dia rencakan tanpa sepengatahuan Atlas.
Paling banyak sih pasti tentang perjodohan, dan Atlas sudah terlalu muak dengan hal itu.
"Kalau mau jodoh-jodohin aku gak mau," tolak cowok itu langsung dengan nada datarnya.
Axel tidak menjawab. Dia malah meminta Atlas agar menyediakan waktu untuk pertemuan hari sabtu depan.
"Pokoknya hari sabtu kamu harus ikut papa," putusnya begitu saja seolah tidak menerima penolakan. Atlas tidak sempat membantah karena papanya sudah berlalu pergi begitu saja.
Cowok itu hanya dapat menghembuskan nafasnya kasar, sebelum memilih melangkah keluar dari rumahnya.
🌏
Arona tampak duduk di ruang tengah sambil memainkan ponselnya, dia tengah menunggu Atlas. Mereka akan jalan-jalan malam ini. Sebenarnya Arona yang meminta karena dia ingin menghilangkan rasa gugupnya untuk penampilan besok.
Arona terus kepikiran, dia khawatir dengan penampilannya besok. Ditambah lagi dengan gladi tadi siang dimana dia banyak melakukan kesalahan.
Arona takut dia mengacaukan penampilan besok. Apalagi mengingat di penampilan kali ini, Arona banyak mengambil posisi center dimana formasinya Arona banyak berada ditengah dan menjadi pusat perhatian.
Dia ingin penampilan besok berkesan tanpa ada kesalahan. Dia ingin penampilan besok sempurna, jadi Arona terus berdoa untuk itu.
Panggilan telpon dari Atlas membuat Arona segera bangkit dari duduknya lalu melangkah keluar rumah. Atlas pasti sudah didepan makanya cowok itu menelponnya.
Pemandangan pertama yang menghampiri indra penglihatan Arona adalah, Atlas yang duduk diatas motor besarnya dengan tangan yang berada pada helm yang ada pada tanki motor besar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATARONA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Atlas Harvino Kusuma, cowok ganteng dengan kisah cinta bertepuk sebelah tangan saat SMA membuatnya tidak pernah lagi berniat menyukai cewek manapun hingga dia harus berurusan dengan seseorang. Arona Khansa Dirgantara, c...