38| PERTENGKARAN

7.4K 1.4K 3.1K
                                    

Hola kalian! Siapa yang udah kangen cerita ini?

Absen dulu pakai warna favorite kalian.

1100 vote+2900 komen buat next chapter yah!

Selamat membaca!

38| PERTENGKARAN

Axel Kusuma tampak mengerjap-ngerjapkan matanya seolah meyakinkan diri bahwa dia tidak salah dengar. Kalimat putranya barusan tampak tidak nyata.

"Papa!" sentak Atlas karena jengah dengan papanya yang hanya diam membeku tanpa mengucapkan apa-apa padahal dia sedari tadi menunggu jawaban dari papanya.

"Gimana?" Atlas melemaskab bahunya. Tampak kesal sambil memutar bola matanya. Bisa-bisanya papanya tiba-tiba ngelag.

"Dahlah. Males," ujar cowok itu lalu melangkah pergi meninggalkan papanya yang bertambah bingung.

"Kok dia marah?" heran Axel namun sedetik kemudian dia tersadar akan sesuatu. Dia lupa memberitahu Atlas satu penting yang ingin dia bicarakan dengan putra tunggalnya itu. Mungkin dia akan mengatakan hal ini besok saja karena sekarang dia ingin istirahat saja.

Didalam kamar Atlas tampak baru selesai berganti pakaian dengan baju yang lebih santai, dia memakai baju kaos putih dan celana joger hitam. Cowok itu bergerak duduk diatas ranjang lalu memeriksa ponselnya. Baru ketemu tapi Atlas sudah merindukan Arona setengah mati. Memang dasar bucin.

Cowok itu mencari kontak Arona lalu langsung menghubungi gadis itu. Panggilan baru tersambung pada deringan ketiga.

"Halo?" suara Arona terdengar menyapa, membuat Atlas lantas menarik senyum kala mendengar suara gadisnya.

"Halo sayang," jawab cowok itu.

"Dih apaan sih ba!" hardik Arona diujung sana namun Atlas yakin, gadis itu bukannya tidak suka Atlas memanggilnya begitu. Dia yakin Arona pasti salah tingkah makanya begitu. Dugaan Atlas tidak salah, karena pada kenyataannya Arona memang salah tingkah diujung sana, gadis itu bahkan sudah memeluk Buba hingga boneka pinguin itu kembali gepeng.

Huh.

Memang harus kuat mental jika jadi Buba. Pasalnya dia selalu menjadi sasaran kalau Arona salah tingkah karena Atlas. Jika saja Buba bisa bicara, boneka itu pasti sudah mengatakan, 'Emang aku salah apa ya kak?' kira-kira begitu. Sayangnya, Buba tidak bisa bicara karena dia hanyalah sefruit boneka.

Kembali pada pasangan bucin yang sedang telponan. Atlas mulai bercerita soal ucapan papanya barusan.

"Ternyata kamu bener bu, waktu itu kita emang dijodohin," cerita Atlas. Cowok itu sudah tiduran sambil menatap langit-langit kamarnya.

"NAH KAN BENER!" Arona terdengar heboh diujung sana, membuat Atlas hanya bisa terkekeh mendengar kehebohan kekasihnya itu.

"Bodoh banget aku karena nolak," sebut Atlas.

"Enggak juga sih, wajar aja. Kita kan gak tahu kalau kedepannya bakal begini,"

"Waktu itu juga kamu sukanya sama Kak Luna kan ba? jadi wajar aja kamu nolak," ujar Arona sederhana namun memang masuk akal.

"Iya sih. Kamu juga masih bucinin si Gelato," sebut Atlas.

"Galateo," koreksi Arona.

"Pokoknya itu lah," ujar Atlas lalu setelahnya mereka berdua hanya terdiam sambil mendengar hembusan nafas masing-masing.

"Bubu," panggil Atlas tiba-tiba.

"Hm?"

"Aku tadi minta papa buat jodohin kita lagi," ceritanya yang lantas membuat Arona tertawa karena permintaan konyol dari Atlas. 

ATARONA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang