53| MULAI TIDAK PEDULI

3.9K 661 304
                                    

YUHU!! KOMEN YANG BANYAK YA!!

Happy Reading!

53| MULAI TIDAK PEDULI

Arona tengah duduk di ruang tengah sambil menonton televisi ketika percakapannya dengan Angel satu minggu yang lalu teringat kembali.

"Kamu belum baikan sama kak Atlas?" pertanyaan itu datang dari Angel saat kedua gadis itu tengah mempersiapkan salad buah di dapur. Sejak kedatangan Galateo dan Arona, Angel terus memperhatikan wajah Arona yang tampak kusut.

Angel tidak tahu pasti apa yang membuat Arona menekuk wajahnya seperti itu, namun beberapa minggu terakhir Arona memang selalu bersama dengan dirinya dan Galateo. Gadis itu tidak terlihat bertemu dengan Atlas atau sekedar mengobrol di kampus- untuk yang satu itu Angel tahu karena Galateo yang memberitahunya.

"Belum," jawab Arona jujur. Dia menjawab sambil terus membuat salad. Arona tengah meracik mayonaise dengan susu kental manis untuk membuat saus salad.

"Kenapa?" Angel menoleh pada Arona.

"Masih kesel," jawab Arona jujur.

Angel menarik nafasnya dalam. Dia tidak ingin terlalu ikut campur dalam hubungan orang lain, tapi menurutnya Arona harus mulai menurunkan egonya sebelum masalah mereka malah merusak hubungan yang ada hanya karena tidak diselesaikan.

"Arona aku mau saran," ujar Angel dengan lembut.

"Aku tahu kamu kecewa, tapi ada baiknya kalian mulai selesain masalah kalian. Aku takutnya hubungan kalian makin renggang karena ini. Hubungan percintaan gak selamanya mulus, pasti ada berantemnya. Tapi selagi masih bisa dimaafkan dan di selesaikan. Jangan nunda. Jangan biarin masalah kalian berlarut-larut padahal sebenarnya bisa di selesain dengan cepat." Angel berujar panjang lebar namun dengan hati-hati agar tidak membuat Arona tersinggung.

Arona termenung memikirkan ucapan Angel. Memang benar. Masalah mereka harus selesai agar hubungan mereka kembali membaik.

"Thanks buat saran lo," ujar Arona dengan senyumnya. Tentu saja Angel membalas senyum Arona dengan tulus.

Dia selalu berharap yang terbaik untuk orang-orang disekitarnya.

Arona mengangguk yakin, dia akan menghubungi Atlas setelah ini agar mereka dapat bertemu dan menyelesaikan masalah mereka.

🌏

Atlas baru menginjakan kakinya pada halaman rumah setelah keluar dari mobil ketika dia matanya menangkap sosok Dilara yang berjalan kearahnya ditemani oleh Axel Kusuma. Menyadari kehadiran Atlas, Dilara melempar senyum.

Atlas tidak membalas, dia mengalihkan pandangannya pada papanya yang juga kini tengah menatapnya.

Pria paruh baya itu berdehem pelan sebelum menoleh pada Dilara. "Maaf saya tidak bisa anterin kamu," ujar Axel meminta maaf. Dilara sendiri hanya tersenyum maklum lantas mengangguk. "Tidak apa-apa," jawabnya.

"Atlas apa kabar?" tanya Dilara basa-basi.

"Baik," jawab cowok itu singkat. Respon dingin Atlas membuat Dilara tersenyum tidak enak. Sepertinya sampai sekarang Atlas tampak tidak menyukai dirinya.

"Kapan-kapan kita makan siang bareng ya," ujar Dilara masih berusaha mengakrabkan diri dengan Atlas.

"Saya lebih suka makan sendiri tante," jawab Atlas jelas-jelas menolak ajakan Dilara.

ATARONA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang