Hai hai hai semua! Kangen cerita ini? minta vote dan spam komen yang banyak yah biar aku makin semangat nulis cerita ini.
Happy reading!
45| CANTIK
"Oke. Latihan hari ini cukup sampai disini." Ciara berujar sambil berjalan menuju tas miliknya. Gadis itu mengambil botol minuman dari dalam sana dan menenggak isinya dengan pelan.
Arona dan teman-temannya yang lain memilih melakukan hal yang sama sebelum duduk dilantai berlapis vinyl dengan napas terengah-engah.
"Gerah banget!" keluh Arona sambil mengipasi dirinya menggunakan tangannya sendiri. Ruangan ber AC seakan tidak mampu meredahkan kegerahannya.
Ciara berjalan menghampiri teman-temannya yang lain lalu mereka duduk membentuk lingkaran.
"Lombanya tinggal sebulan lagi," ujar Ciara sambil menatap teman-temannya satu persatu.
"Aku pengennya kita bisa latihan lebih serius lagi buat kasih yang terbaik. Kalah atau menang itu urusan kedua. Yang penting adalah kita udah ngasih yang terbaik biar gak malu-maluin tim, diri sendiri dan fakultas," tambahnya.
Para anggota mengangguk patuh mendengar ucapan Ciara. Mereka juga memiliki tekat yang besar untuk menampilkan yang terbaik. Mereka juga punya keinginan untuk menang. Sebisa mungkin, mereka akan memberikan yang terbaik.
Arona sangat bertekat untuk tampil dengan baik. Keluarganya berjanji untuk menonton penampilannya kali ini, jadi, Arona tidak ingin mengecewakan mereka.
Dia menahan senyumnya ketika membayangkan papa mamanya juga Arsena yang akan berteriak menyemangatinya. Dia juga tidak sabar menantikan kehadiran Atlas yang berdiri sambil memberikan support padanya.
Membayangkannya saja sudah membuat Arona berdebar-debar.
🌏
Di depan ruangan latihan, Atlas tampak menunggu dengan tubuh bersandar pada tembok dan tangan bersedekap didepan dada. Kepala tampak menunduk menatap ujung sepatunya. Pose simple nya ternyata mengundang tatap mata dari gadis-gadis yang kebetulan berlalu-lalang disana. Berbalut baju kaos putih dan jaket denim sebagai luaran serta celana jeans panjang sebagai bawahan yang dilengkapi sepatu convers pada kedua kakinya, Atlas mampu menciptakan magnet yang membuat semua mata tertuju padanya. Bukan rahasia lagi kalau Atlas memang menjadi incaran dikampus. Banyak yang patah hati ketika tahu bahwa cowok itu memilih pacaran dengan junior di kampus. Meskipun begitu, mereka tidak bisa memungkiri kalau Atlas dan Arona sangat cocok bersama, apalagi, visual mereka tidak main-main. Sangat cocok untuk bersanding.
Pintu ruangan yang terbuka membuat Atlas menoleh. Kehadirannya membuat Arona yang baru saja membuka pintu tersentak kaget. Atlas tidak bilang bahwa dia akan menunggu Arona, jadi gadis itu tentu terkejut ketika mendapati sosok Atlas yang berdiri sambil menatapnya saat ini.
"Baba kok gak bilang kalau mau nungguin?" ujar Arona setelah berjalan mendekati Atlas. Tanpa menjawab pertanyaan Arona, Atlas memilih mengulurkan tangannya lalu mengambil alih tas milik Arona dan menyampirkannya pada bahu kirinya.
"Hp aku lowbat, jadi aku tinggalin dimobil sambil dicas," ujar Atlas menjelaskan. Dia memang meninggalkan ponselnya di mobil bersama ranselnya karena tidak mau ribet.
"Kita makan dulu," ujar Atlas peka. Arona menahan senyumnya. Dia selalu suka dengan sikap Atlas yang seperti ini. Tidak banyak bertanya tetapi langsung bertindak.
"Kemarin katanya pengen makan ayam kan? McD?" lagi-lagi Arona dibuat salah tingkah karena Atlas. Cowok itu selalu mengingat hal kecil yang Arona katakan padanya. Arona mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATARONA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Atlas Harvino Kusuma, cowok ganteng dengan kisah cinta bertepuk sebelah tangan saat SMA membuatnya tidak pernah lagi berniat menyukai cewek manapun hingga dia harus berurusan dengan seseorang. Arona Khansa Dirgantara, c...