18| MABAR

6.9K 1.7K 947
                                    

Absen dulu yang udah masuk grup chat?

Jam berapa kalian baca part ini?

770 vote+800 vote buat next chapter yah

Happy Reading!

18| MABAR

Hari pengkaderan yang dimulai dengan pengenalan organisasi berjalan dengan lancar. Setiap divisi yang diwakili oleh ketua divisi masing-masing melaksanakan job description agar para kader lebih dahulu memahami fungsi dan peranan masing-masing divisi dalam kepengurusan organisasi. Tidak hanya itu, Ketua juga megambil bagian dalam menjelaskan secara detail perihal sistem kerja organisasi pada kader yang ada.

Setelah pengenalan organisasi, mereka akan melakukan training pada para anggota baru yang mendaftar agar mereka memiliki kompetensi yang cukup dan mumpuni untuk meneruskan estafet organisasi.

"Seneng deh banyak yang tertarik buat join HIMME," celetuk Alana yang duduk disamping Yura.

"Semoga semuanya serius," ujar Yura. Dia selalu mewanti-wanti, takutnya banyak yang ikut HIMME hanya untuk terlihat keren tapi tidak mau bekerja.

"Tatar aja kalau gak serius," ujar Reynald.

"Sebelum ditatar sama Yura, palingan udah ditatar duluan sama lo Rey," ujar Dexa.

Ada benarnya juga, Reynald pasti akan menjadi pihak pertama yang mengomel jika ada anggota yang tidak mau bekerja dan hanya menyandang nama sebagai bagian dari HIMME.

"Bener tuh. Ibu bendahara pasti bertindak duluan," sahut Rendra yang langsung dilempari buku oleh Reynald.

"Ibu mata lo katarak! Gak liat gue ini LAKIK!" ujar Reynald dengan suara berat diakhir kalimat.

"Buset!" kaget Dexa lalu kemudian terpingkal diikuti Alana.

"Rey gue capek bengek sumpah," ujar Alana yang sambil berusaha menghentikan tawanya.

Yura menggeleng lalu melirik jam. "Ini gue nyuruh yang beli makan si Kenzie sama Cello biar gak ada sesi pergatalan tapi tetep aja telat," ujar Yura mengomel.

"Sabar buk," ujar Johnny.

"Macet mungkin," ujar Atlas.

Tepat setelah Atlas selesai bicara, pintu ruangan HIMME terbuka, menampilkan sosok Cello dan Kenzie.

"Nah nyampe juga," ujar Alora.

"Lo berdua dari mana aja? lama banget, tuh wakahim udah ngomel-ngomel," ujar Dexa membuat Cello meringis.

"Sorry... sorry," ujarnya lalu menoleh pada Atlas.

"Hoodie lo ilang, makanya kita lama karena masih nyariin," ujar Cello dengan wajah bersalah.

Tadi Cello memang meminjam hoodie milik Atlas lalu saat di Aula tadi, Cello sempat melepasnya lalu meletakkannya pada bangku yang berada di Aula. Setelahnya dia lupa mengambil hoodie itu.

Ketika kembali dari beli makan bersama Kenzie, Cello baru menyadari kalau hoodie Atlas ketinggalan di Aula. Dia mengajak Kenzie untuk mengambil hoodie yang tertinggal itu namun begitu sampai disana, hoodie itu sudah tidak ada.

"Sorry banget, nanti gue ganti aja," ujar Cello tidak enak.

Atlas mengibaskan tangannya didepan wajah. "Udahlah, santai aja. Gak usah lo ganti," ujar Atlas.

"Beneran nih?" tanya Cello ragu. Atlas menganggukan kepalanya. "Santai,"

"Untuk Atlas bukan gue. Kalau gue jadi Atlas sih udah gue maki-maki lo," tutur Reynald.

ATARONA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang