Tim ngebet ATARONA jadian mana nih? tunjukan kebarbaran kalian!
Seneng deh sekarang pada jago ngevote sama komen. Semangat ngetik nih jadinya.
800 vote+900 komen bisa gak? hayo susah ini pasti😌
Mayan lah, punya waktu istirahat xixixi
Happy Reading!
19| PENOLAKAN
Arona berdiri di parkiran fakultas sambil memegang paperbag ditangannya. Gadis itu tengah menunggu Galateo yang masih ada urusan sedikit di sekretariat HIMME. Tadinya Galateo mengajak Arona namun gadis itu menolak ikut.
Alasannya? Arona tidak mau bertemu Atlas.
Kalian harus tahu bahwa semenjak tiga hari yang lalu dimana Atlas dan Arona selesai mabar, dan Atlas mengucapkan kalimat penuh makna itu, Arona jadi sering memikirkan cowok itu. Bahkan perasaan-perasaan aneh mulai menjalarinya ketika otak Arona tidak sengaja mengingat perlakuan-perlakuan kecil yang terlihat manis.
Gadis itu jadi sering menghindari Atlas untuk menjauhkan efek-efek aneh yang muncul pada dirinya setiap dia bertemu cowok itu.
Aneh. Bahkan efek debaran yang diberikan Atlas lebih besar ketimbang Galateo.
Arona menggeleng keras ketika kepalanya kembali memikirkan sosok Atlas. Gadis itu mencebik kesal. "Apaan sih Arona! Jangan mikir aneh-aneh deh," ujarnya pelan sambil memukul kecil kepalanya.
Arona membuang tatapannya dan seketika menemukan sosok Galateo. Sayangnya cowok itu tidak sendiri, sosok cowok lain yang berjalan disampingnya membuat Arona melebarkan matanya— setengah panik.
Gadis itu bergerak gelisah menatap kesekitarnya. Apa dia harus sembunyi? Tapi dimana?
"Nungguin lama yah?" Arona berdiri kaku. Dia terlalu banyak berpikir hingga tidak sadar kalau Galateo sudah berdiri didepannya— tentu saja bersama Atlas yang kini menatapnya dengan intens.
Arona melirik Atlas sekilas lalu berdehem. "Enggak lama kok," ujarnya dengan senyum kaku.
Tatapan Atlas tidak lepas dari sosok Arona. Gadis itu terus menghindarinya selama tiga hari. Atlas jadi berpikir apakah dia berbuat suatu kesalahan?
"Oh iya tadi mau ngasih apa?" tanya Galateo.
"Ah ini..." ujar Arona sambil memberikan paperbag pada Galateo.
"Hoodie kamu ketinggalan di aula trus aku nemu deh," ujar Arona. Kening Galateo berkerut bingung. Hoodie? seingatnya dia tidak pernah meninggalkan hoodie di Aula.
Dengan wajah bingung dia membuka paperbag yang diberikan Arona lalu mengintip isinya.
Cowok itu kemudian mendongak lalu menatap Arona. "Ini bukan punya aku deh, Na." Arona mengerjap. "Hah masa sih?" tanya nya bingung. Arona yakin itu milik Galateo, mengingat cowok itu pernah memakai model yang sama.
Galateo mengangguk. "Aku punya yang kayak gini, tapi ada kok di rumah," ujar Galateo.
Atlas yang sedari tadi menyimak akhirnya menyadari sesuatu. Dia kemudian melirik Arona lalu menoleh pada Galateo.
"Boleh gue liat?" tanya Atlas. Galateo mengangguk lalu memberikan paperbag tadi pada Atlas.
Cowok itu membuka dan melihat isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATARONA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Atlas Harvino Kusuma, cowok ganteng dengan kisah cinta bertepuk sebelah tangan saat SMA membuatnya tidak pernah lagi berniat menyukai cewek manapun hingga dia harus berurusan dengan seseorang. Arona Khansa Dirgantara, c...