Hai-hai udah kangen sama cerita ini? vote sama komen makin turun huh.
Semangat komen yang banyak yah!
Happy reading!
42| SEBUAH TAWARAN
Alora berdiri dihalaman rumahnya seorang diri— dia tampak sibuk berkutat dengan taman kecil yang dia buat untuk mengisi waktu luangnya.
Ada beberapa jenis bunga yang Alora tanam disana, beberapa diantaranya sudah mulai berbunga.
Sementara tangannya sibuk menyiram tanaman-tanaman miliknya dengan air, Alora sesekali bergumam pelan, mengucapkan lirik-lirik dari lagu yang dia dengan lewat earphone ditelinganya.
Saking asiknya, Alora tidak menyadari ada mobil yang memasuki pekarangan rumahnya. Mobil berwarna silver metalic itu tampak berhenti didekat dua mobil yang juga terparkir disana.
Seseorang keluar dari sana. Langkahnya terlihat ragu-ragu, namun perlahan dia memberanikan diri untuk mendekati gadis yang sampai sekarang belum menyadari keberadaannya.
"Alora," panggilnya. Panggilan pertama lewat begitu saja bak angin lalu. Sang pemilik nama tidak berbalik.
Merasa bahwa mungkin Alora memang sengaja tidak mengacuhkannya membuat dia kembali memanggil gadis itu.
"Alora,"
Nihil. Tetap tidak ada jawaban.
Dengan ragu dia mengulurkan tangannya lalu menyentuh bahu Alora pelan.
Sesaat setelah itu yang terjadi adalah Alora yang berteriak panik sembari melempar penyiram tanaman yang dia pegang.
"JOHNNY!" teriak Alora yang kesal, kaget dan panik. Nafasnya tampak memburu namun disaat yang bersamaan dia lega karena yang ada didepannya bukan penjahat.
Walaupun yang sekarang sosok yang berada didepannya saat ini sudah Alora cap sebagai orang jahat.
"Ngagetin tau gak!" bentak Alora sambil melepas earphone yang dia pakai.
Johnny yang melihat hal itu meringis pelan dalam hati. Ternyata dua benda itu yang membuat Alora tidak mendengarkan panggilannya.
"Maaf," ujar Johnny.
Dengan wajah yang masih terlihat sedikit kesal, Alora mengangguk.
"Kenapa kesini?" tanya Alora tanpa basa-basi atau bahkan hanya untuk sekedar meminta Johnny masuk terlebih dahulu.
"Papa kamu ada?" tanya Johnny.
Alora menatapa Johnny dengan kening berkerut. Untuk apa cowok ini mencari papanya? jika Johnny ini membuat Alora berubah pikiran lewat papanya maka itu adalah hal yang sia-sia. Keputusan Alora sudah bulat.
"Papa gak ada. Ada perlu apa? nanti biar aku sampein ke papa," ujar gadis itu.
Johnny tampak terdiam lalu menggeleng pelan. "Gak usah deh. Nanti aku balik lagi kalau papa kamu udah ada," ujar Johnny.
"Oh oke," jawab Alora sekenanya.
Keadaan seketika berubah menjadi canggung. Johnny tidak tahu harus mengatakan apa sementara Alora sendiri hanya berdiri dengan tampang datar seolah mengusir Johnny untuk segera pergi dari situ. Gadis itu sama sekali tidak memiliki niatan untuk basa-basi dengan Johnny.
"Kalau gitu aku balik dulu Ra," ujar Johnny.
"Ya, hati-hati," sahut Alora seadanya. Dengan langkah pelan Johnny bergerak melangkah pergi menuju mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATARONA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Atlas Harvino Kusuma, cowok ganteng dengan kisah cinta bertepuk sebelah tangan saat SMA membuatnya tidak pernah lagi berniat menyukai cewek manapun hingga dia harus berurusan dengan seseorang. Arona Khansa Dirgantara, c...