Halo-halo! Absen dulu yang udah kangen sama cerita ini🥺
Sekedar info, ATARONA bakal tamat di chapter 50an yah. Ada yang bisa nebak?
Vote yang banyak dan komen yang banyak. Walaupun target chapter sebelah belum penuh. Aku tetap update karena kalian pasti udah kangen.
Mau double up? spam komen dan vote yang banyak yah
Happy reading🤍
44| PICK ME GIRL
Arona berjalan bersebelahan dengan Atlas dari tempat parkiran menuju gedung fakultas, mereka hari ini mempunyai jadwal kuliah di jam yang sama namun waktu pulang yang berbeda. Jadwal Arona hari ini akan lebih dulu selesai ketimbang Atlas. Jadi, nantinya Arona akan latihan bersama tim nya untuk lomba dance yang akan datang sembari menunggu Atlas selesai kuliah.
"Bubu, nanti kalau kamu udah selesai latihan dan aku belum datang ke ruangan latihannya kamu, kamu bisa nyusul ke ruangan HIMME ya," ujar Atlas sembari menoleh pada Arona ditengah-tengah langkah mereka.
"Ada pertemuan?" tanya Arona.
"Iya. Bentar lagi masa jabatan BPI sekarang selesai, jadi bakal ada pemilihan BPI baru. Bang Johnny kan dikit lagi wisuda," jelas Atlas.
Mengingat Johnny sudah semester delapan. Sedikit lagi akan ada pergantian ketua HIMME. Mereka harus memiliki persiapan untuk hal itu.
"Baba ada niatan calon jadi ketua gak?" tanya Arona.
"Sejauh ini enggak?" ujar Atlas ragu-ragu.
"Loh? kenapa?" tanya Arona.
Atlas mengangkat bahunya. "Gak tau,"
Arona mengangguk-anggukan kepalanya. "Susah ya jadi ketua? tugasnya berat. Tapi menurut aku orang yang bisa jadi ketua itu keren. Apalagi kalau dia bisa ngelaksanain tugasnya dengan baik. Secara jadi ketua tuh bukan nyandang nama aja, tapi tanggung jawabnya besar," celoteh Arona.
Atlas yang tadinya fokus kedepan kini kembali menoleh pada Arona.
"Sekeren itu menurut kamu?" tanya Atlas yang dijawab oleh Arona dengan anggukan antusias.
"Mau punya pacar keren?" tanya Atlas lagi. Arona lantas menoleh, "Maksudnya?"
Atlas lantas menghentikan langkahnya lalu menatap Arona. "Aku bisa jadi ketua HIMME kalau kamu mau," ujar Atlas dengan tatapan serius.
Arona mengerjap sebelum akhirnya tertawa. "Ya ampun Baba! Gak perlu tau," ujarnya.
"Lho? kenapa? gak mau punya pacar keren?" tanya Atlas.
Setelah tawanya berhenti, Arona menatap Atlas dengan senyum tulusnya. "Tanpa jadi ketua HIMME juga Baba udah keren," ujar Arona dengan mata yang menatap Atlas tepat dikedua bola mata cowok itu.
Arona bergerak menggenggam tangan Atlas. "Pacar aku, Atlas Harvino Kusuma, udah keren banget dimata aku. Cukup jadi diri sendiri aja kamu udah keren dimata aku Baba,"
Atlas terpaku. Terlalu terbuai dengan tatapan serta kalimat penuh rasa bangga yang dilontarkan oleh Arona sehingga dia hanya bisa diam sambil menatap gadis didepannya itu. Jantung Atlas berdetak abnormal hanya karena kalimat yang Arona lontarkan padanya. Mungkin kalimat itu akan terasa biasa saja jika orang lain yang mengucapkannya. Namun, ini Arona. Semua kalimat sederhana itu berubah istimewa ketika Arona Khansa Dirgantara yang mengatakannya.
Atlas bergerak melipat bibirnya kedalam sembari menahan senyuman akibat salting dengan kalimat yang Arona barusan.
"Kamu kalau manis-manis gini bahaya loh buat kesehatan jantung aku," ujar Atlas setelah berhasil mengontor dirinya agar tidak terlihat memalukan akibat salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATARONA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Atlas Harvino Kusuma, cowok ganteng dengan kisah cinta bertepuk sebelah tangan saat SMA membuatnya tidak pernah lagi berniat menyukai cewek manapun hingga dia harus berurusan dengan seseorang. Arona Khansa Dirgantara, c...