51| EGOIS

4.2K 822 322
                                    

Yang kangen cerita ini mana suaranya?
Mau seperti dulu, kita pasang target ya buat next chapter.

1000 vote+1000 komen buat next part ya

Happy Reading!

51| EGOIS

Atlas terus melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya. Kerjaannya belum selesai.

"Bro, lo duluan aja, ini biar gue sama Alora yang handle." Dexa berujar ketika menyadari kegelisahan Atlas.

Mereka tengah mengerjakan laporan kerja akhir untuk masa jabatan di bawah pimpinan Johnny mengingat cowok itu bersama BPI yang lama akan segera lengser.

"Iya Atlas. Kamu duluan aja daripada telat," ujar Alora memberi saran.

"Sorry and thank you guys. Kalau butuh apa-apa kabarin gue," ujar Atlas seraya bangkit dari duduknya.

"Gue duluan," pamit cowok itu.

"Hati-hati," pesan Alora.

Atlas baru saja melangkah keluar dari ruangan HIMME ketika dia berpapasan dengan Cherry di pintu masuk. Sedikit terkejut, untuk apa gadis itu datang kesini?

"Mau kemana kak?" ujar Cherry sambil menahan pergelangan tangan Atlas.

"Bukan urusan lo," ujar Atlas seraya menyentak tangan Cherry. Cowok itu kembali berjalan namun Cherry mengejar langkahnya.

"Kamu mau ke lomba nya Arona ya?" tebak Cherry sambil menyamai langkah Atlas yang terburu-buru namun cowok itu tidak menjawab.

"Aku ikut," ujarnya.

Atlas lantas menghentikan langkah.

"Gak usah nyari perkara. Kalau lo mau pergi, pergi sendiri," ujar Atlas.

"Gak. Aku bareng Kak Atlas," paksa Cherry.

Atlas sudah malas berdebat. Ketika sampai ke parkiran, dia langsung memasuki mobilnya. Dengan gerakan cepat, Cherry juga ikut masuk.

Atlas menatap gadis itu tajam.

"Keluar,"

"Gak!"

"Gue bilang keluar Cherry,"

"Tega banget sih kak, padahal aku cuma mau ikut buat nonton Arona loh, masa gak boleh sih?"

Atlas mendengus kesal. Dia tidak punya waktu untuk berdebat dengan Cherry dan membuat dirinya semakin terlambat.

Dengan sedikit emosi, Atlas tancap gas dan melajukan mobilnya pergi. Cherry tersenyum lebar di tempat duduknya.

Jalanan yang macet membuat Atlas tidak berhenti menekan klakson mobilnya.

"Sial!" maki Atlas.

"Santai aja kak, kamu datang atau enggak lombanya tetap jalan," ujar Cherry dengan nada santai.

"Diam." Atlas berucap penuh penekanan.

Dia tidak lagi mendengar ucapan Cherry disebelahnya, ketika kemacetan mulai berkurang, Atlas langsung menyetir mobilnya dengan ugal-ugalan. Dia menyalip hingga membuat pengendara yang lain kesal dan tidak segan-segan untuk mengumpat namun Atlas tidak peduli. Dia hanya ingin cepat sampai.

"Kak bawa mobilnya bisa pelan-pelan aja gak? aku takut!" ujar Cherry yang tampak panik dengan cara Atlas menyetir. Dia takut.

Atlas tidak merespon. Dia hanya fokus agar cepat sampai.

ATARONA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang