37| MAKAN MALAM

6.4K 1.5K 997
                                    

Halo halo! Siapa yang nungguin ATARONA update? absen dulu!

Lagi hectic banget makanya gak bisa update kemarin. Aku lagi KKN soalnya. Mohon pengertian yah.

Buat yang gak bisa sabar nunggu, mending tunggu end aja baru baca. Resiko baca cerita on going ya gitu, harus sabar.

Selamat membaca!

37| MAKAN MALAM

Sedari tadi Atlas hanya diam didalam mobil. Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya semenjak mobil putih yang dia tumpangi bersama papanya melaju meninggalkan gerbang rumah. Walaupun tidak suka dengan keputusan papanya untuk ikut dalam acara makan malam hari ini, Atlas tetaplah anak yang baik karena pada akhirnya dia akan ikut meskipun dengan wajah yang terkekuk kesal.

Axel melempar pandangan pada putranya yang sedari tadi hanya diam dengan wajah datar. Gelengan kepala menjadi bentuk respon terhadap sifat keras kepala Atlas. Padahal Axel hanya ingin Atlas ikut makan malam dengannya bersama rekan bisnis sekaligus sahabatnya, namun putra semata wayangnya ini sudah berpikir buruk lebih dahulu.

Atlas mengira bahwa Axel akan menjodohkannya lagi kali ini sehingga anak itu bersikap tidak ramah.

"Muka kamu kusut banget, minta disetrika apa bagaimana?" ujar Axel tiba-tiba.

Suara papanya membuat Atlas mendengus kesal. "Gak usah berisik deh pa," dengusnya.

"Benerin mukanya. Gak enak kalau ketemu orang tapi wajah kamu kayak gitu," suruh Axel.

"Benerin gimana sih? muka Atlas emang kayak gini," ujarnya tidak mau mengalah.

"Yasudah. Terserah kamu saja,"

"Ya emang terserah aku,"

See? anaknya memang keras kepala. Pada akhirnya Axel hanya bisa menghembuskan nafas berat dengan gelengan kepala. Pak sopir hanya bisa menahan tawa dengan pertengkaran kecil antara bapak dan anak dibelakangnya. Sudah bukan rahasia lagi kalau majikan dan putra tunggalnya itu tidak pernah akur.

Keheningan mengambil alih, hingga pada akhirnya mobil berhenti di depan restaurant mewah. Atlas baru menoleh ketika suara papanya meminta dia untuk segera turun.

Wajahnya terlihat ogah-ogahan. Dari awal dia memang tidak niat untuk ikut ke acara seperti ini. Lebih baik dia quality time dengan Arona. Tapi mau bagaimana lagi? Arona sendiri juga sedang ada acara bersama keluarganya.

Atlas berjalan beriringan dengan papanya. Wajah cowok itu terlihat dingin. Tidak ada ekspresi ramah disana.

"Selamat malam." seorang pelayan tampak membungkuk sopan pada Axel Kusuma.

"Reservasi atas nama Axel Kusuma," ujar pria itu dengan penuh wibawa sang pelayan mengangguk lalu mempersilahkan Axel dan Atlas untuk mengikuti langkahnya.

"Mari,"

🌏

Arona turun dari mobil dan langsung mengambil tempat berdiri disamping Arsena yang tengah sibuk memeriksa penampilannya didepan layar ponsel yang tengah mati.

Gadis itu menatap Arsena dengan wajah julid, eneg dengan tingkah Arsena yang tampak senyum-senyum sendiri sambil menatap refleksi wajahnya.

"Udah valid kalau lo jelek kak, gausah kebanyakan gaya," celetuk Arona yang tampak jengah.

Arsena lantas melirik dengan lirikan maut. "Diam anak monyet," ujarnya dengan mata melebar supaya Arona takut, tapi yang ada cowok itu semakin dibulli.

ATARONA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang