3. Cerita Malam

81 9 0
                                    

"Kenapa perasaan ini berbeda dari biasanya?"

Happy reading

Masih di hari yang sama, hari pertama Silla memulai hidup baru.

Sehabis pulang sekolah tadi, Silla tidak keluar dari kamarnya sampai malam ini. Silla anteng di meja belajarnya, seharian penuh ia belajar sampai sampai ia lupa makan dan beristirahat.

Dari nilai nilai yang dia peroleh dan IQ yang ia miliki, seharusnya ia tidak perlu belajar sekeras ini. Tapi jiwa ambis dalam diri Silla selalu menyuruhnya untuk terus belajar. Dan dalam pikirannya hanya ada kata belajar, belajar dan belajar.

Pantas jika Silla kuper, bahkan untuk browsing pun ia tidak mau. Silla lebih memilih satu persatu buku untuk mencari materi yang belum ia pahami.

Tok... Tok..
Suara ketukan pintu dari luar kamarnya.
"Kak... Boleh mamah masuk?"

"Masuk aja ma, ga di kunci kok." Jawab Silla yang masih terfokus dengan buku pelajarannya.

Mendengar jawaban anaknya, Lina langsung memasuki kamar anaknya itu sambil membawa sepiring nasi berserta teman temannya dan juga segelas air putih dan susu.

"Kak, udah atuh belajar terus nanti stress." Ucap Lina.

"Ga bisa bu. Kakak belum paham materi ini bu, kakak harus belajar sampe bener bener paham." Jawabnya dan masih terfokus pada bukunya.

"Nih makan dulu, kalo telat makan nanti kamu bisa drop." Ucap Lina sambil menaruh nampan berisi makanan di atas nakas.

"Oh iya kalo udah beres makan temuin Aji dibawah ya nak."

"Aji aja suruh sini bu, ngobrol disini aja." Pinta Silla. Lalu kemudian Lina pun beranjak pergi dari kamar Silla.

Silla pun menyantap makanannya sedikit demi sedikit sambil masih terfokus pada buku pelajarannya.

Tak lama Aji masuk ke kamar Silla.

"Yaelah belajar mulu sil. Lu udah pinter belajar secukupnya aja." Ucap Aji.

"Ga bisa ji. Aku bakalan berhenti kalo aku udah paham satu materi ini." Ujar Silla.

"Nih ya dengerin Aji." Ucap Aji sambil mengarahkan Silla menghadap kepadanya. "Belajar itu secukupnya. Tadi disekolah lu udah belajar, sekarang dirumah lu tinggal pelajari dikit aja. Kalo lu terus paksain kayak gini, otak saraf di otak lu bakal ke ganggu karena dipaksa terus kerja." Lanjutnya sambil memegang kedua pundak Silla.

Silla mencerna perkataan Aji dengan baik. Apa yang Aji katakan ada benarnya juga. Kalo kita memaksakan tubuh dan pikiran kita untuk terus bekerja ujungnya akan sakit. Tubuh juga butuh istirahat.

Silla kemudian langsung menutup bukunya dan membereskannya ketempat semula. Dan kemudian Silla melanjutkan makannya.

"Oh iya Aji kesini mau apa?" Tanya Silla sambil mengunyah makanannya.

"Mau main aja. Udah lama ga kesini." Jawab Aji sambil berjalan menuju ruang kecil yang biasa dipakai bermain oleh Silla, Faiz, Aji, Raqil.

Siapa Faiz? Siapa Raqil?

Mereka berdua dulu bersahabat juga dengan Silla dan Aji, tapi Faiz dia pindah ke Medan bersama keluarganya dan Raqil? Dia ada konflik sama Aji, makannya sekarang hubungannya renggang.

Antara Kita¿?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang