11. She is mine

68 6 0
                                    

"Berhenti berharap dan berekspetasi tinggi. Karena bisa saja harapan itu yang membuatmu jatuh sedalam dalamnya."
-Rasilla Akhsya Raullen

Happy reading ;)

Setelah dua hari libur kemarin, sekarang saatnya kembali beraktivitas seperti biasanya.

Senin pagi, suasana kota tampak sangat ramai pagi ini. Mungkin karena semua orang kembali beraktivitas setelah kemarin beristirahat.

Begitupun dengan Razi Dwi Anggara, seorang remaja laki laki yang tampan, menawan, memiliki senyum yang manis, humble, dan agak korslet dikit otaknya, kadang edan-eling.

"Bang bangun ihh kata mamah cepetan bangun." Ucap seorang anak lelaki berumur enam tahun itu.

Karena tidak ada respon dari abangnya itu, anak itu langsung naik ke atas tempat tidur Aji dan melompat-lompat disana.

Aji yang merasa tidurnya terusik pun akhirnya bangun. Sebenarnya Aji tidak ikhlas jika ada yang membangunkannya seperti ini. Jika saja tadi itu bukan adiknya, mungkin Aji sudah melemparnya dari kamarnya saat ini juga.

"Arghhhh lu mah cil, bilangin ke mamah lima menit lagi." Keluh Aji sambil menarik kembali selimutnya menutupi seluruh tubuhnya.

"MAMAHHH ABANG GA MAU BANGUN, KATANYA LIMA MENIT LAGI." Teriak anak kecil itu, yang diketahui bernama Zio itu.

Karena teriak Zio yang menggelegar itu membuat Zinla, mamahnya Aji turun tangan untuk membangunkan Aji.

Zinla membawa seember penuh air yang sudah di beri es itu ke kamar Aji.

"Mamah hitung sampe tiga, kalo kamu ga bangun juga mamah guyur pake air es ini." Ancam sang Mama. Tapi Aji tidak memperdulikan itu, ia tetap melanjutkan tidurnya itu.

"Satu..."

"Dua..."

"Oke masih mau tidur hmm?" Ucap Zinla yang semakin mendekat.

"Tiga -byurrrr."

Satu gayung air dingin beserta es nya membasahi tubuh Aji. Zinla memang tidak pernah main main dengan ancamannya.

Aji langsung terperanjat kaget, ketika air yang sangat dingin mengenai tubuhnya. Suhu pagi pagi ditambah dengan air es yang mengenai tubuh Aji, membuat ia menggigil.

"Arghhh mah dingin tau."

"Ya makannya disuruh bangun tuh bangun jangan tidur lagi. Jangan main main sama mamah makannya." Ucap mamahnya sambil bersidekap dada.

Aji terus saja menggigil, giginya bergetar. Aji menekuk kakinya dan mendekap tubuhnya sendiri supaya bisa menetralkan rasa dingin itu.

"Dah sekarang buruan mandi, terus turun ke bawah makan. Jangan sampe kamu mamah mandiin." Titah Zinla, lalu keluar dari kamar Aji.

Aji berusaha sebisa mungkin untuk berdiri. Aji sudah mengumpulkan niatnya untuk segera mandi, tapi jiwa mager dalam tubuh dia membuatnya tidak bisa bergerak. Tapi dia tetap harus gerak, karena dia harus sekolah. Dengan niat seadanya, Ia mulai berjalan dengan malas menuju kamar mandi.

"Kejam emang punya emak. Gua bukan anaknya kali ya." Gumamnya.

***

07.50

"Ehh pak jangan dulu di tutup dong pak, izinin saya masuk ya pak. Telat lima menit doang." Karena kelamaan dikamar mandi, akhirnya Aji telat menuju ke sekolah.

Antara Kita¿?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang