"Kini ku buka lembaran baru. Memberanikan diri untuk melepaskan orang lama dan berusaha untuk tidak mencari tahun lagi tentangnya."
Happy Reading...
Setelah Silla melihat kejadian di rumah sakit hari itu. Silla enggan lagi berurusan dengan Aji ataupun Tiara. Ia menutup dirinya dari siapapun. Berat memang untuk tidak mencari kabar tentang Aji. Bahkan sering kali Silla mencoba mengintip rumah Aji dari balkon kamarnya. Ia selalu mendapati Aji yang kadang berdiam diri di balkon pada malam hari atau hanya sekedar duduk di teras bersama papanya. Aji sering menyadari keberadaan Silla, menyadari bahwa Silla memperhatikannya. Aji selalu menyapa Silla tapi selalu di abaikan.
Ada perasaan kecewa yang tertanam dalam benak Silla. Silla masih belum siap jika harus berhadapan lagi dengan Aji. Silla butuh waktu untuk menenangkan dirinya.
Ello
Gw mau keluar
Temenin gwLain kali ya El. Silla males
Mau sampe kapan Lo gini?
Sampai Silla siap El
Lo ga akan siap sampai kapan pun karena Lo ga bisa ikhlas
Ga mau tau pokoknya gw jemput
20 menit lagi gw sampe-read
Silla menghembuskan nafasnya saat selesai membalas chat dari Ello. Dengan malas Silla mengganti bajunya dan mulai bersiap.
Kurang dari 20 menit Ello sudah ada di depan gerbang rumah Silla. Silla dapat melihat mobil Ello yang terparkir di depan rumahnya dari balkon. Silla segera turun dan pergi menemani Ello ke toko buku.
"Udah pamit?" Tanya Ello.
"Udah." Jawab Silla dengan singkat.
Ello langsung memberi isyarat kepada Silla untuk masuk ke dalam mobilnya.
Sedari tadi Silla hanya diam sambil memperhatikan jalan. Silla jadi lebih pendiam dari biasanya.
"Stop nyakitin diri Lo sendiri dengan mikirin hal yang ga seharusnya Lo pikirin." Ucap Ello pada Silla.
"Aku udah coba El buat ga mikirin yang aneh aneh. Aku udah nyoba buat ga overthinking tapi aku ga bisa kontrol pikiran aku." Balas Silla
"Gw kasian sama Lo." Ucap Ello. Ucapan Ello itu sontak mengalihkan perhatian Silla kepada Ello.
"Silla ga perlu dikasihani El. Silla bisa sendiri, Silla bakalan belajar buat lupain yang lalu dan memulai cerita baru dengan orang baru." Jawab Silla dengan senyum tipis diakhir kalimatnya.
Ello benar-benar apa yang ada di pikiran gadis di hadapannya ini. Dia terlalu polos, sehingga dia hanya berpikir hal seperti itu akan Ia lewati sendirian dengan mudah.
"Cewe bodoh." Gumam Ello dalam hati.
Setelah pembicaraan itu, hanya radio mobil yang bersuara. Keduanya terdiam, Silla yang asik memotret jalanan dengan handphonenya dan Ello yang fokus menyetir. Sampai akhir mereka sampai disuatu tempat rekreasi. Disana banyak sekali wahana permainan dan tentunya banyak sekali kuliner yang harus dicoba.
Ya, tujuan Ello saat ini adalah mengembalikan tawa Silla yang sempat hilang beberapa hari lalu.
Saat keluar dari mobil Ello, Silla terkejut dan terheran-heran kenapa Ello membawanya kesini. Tapi sungguh, saat ini Silla merasa senang walau hanya bary melihat beberapa wahana dan beberapa jajanan.
"El...Kenapa Elo bawa Silla kesini?" Tanya Silla heran.
"Jangan banyak nanya. pokoknya hari ini Gw mau liat lo senyum." Jawab Ello singkat, lalu menarik tangan Silla dengan lembut. Membawa Silla memasuki tempat itu.
Disana ramai sekali orang yang bermain wahana ini itu. Banyak sekali wahana yang menarik perhatian Silla. Setelah membeli tiket, Silla dibuat makin kagum dengan isi dalam ruang itu. Ello membawa Silla mengelilingi tempat ini.
Pertama, Ello mengajak Silla untuk bermain 'bom-bom car', selanjutnya bermain 'ice skating' Silla nampak kesulitan mengondisikan tubuhnya yang harus berdiri tegak dulu di atas lintasan es itu, tapi dengan senang hati Ello menuntun dan mengajari Silla bermain 'ice skating' Silla nampak excited dengan semua hal yang Ia coba hari ini. Banyak sekali wahana yang sudah Silla dan Ello coba hari itu.
"El itu ada tempat foto box. Kita foto box ya." Belum mendapat jawaban dari Ello, Silla langsung menarik Ello ke box foto yang ada disana.
Di dalam box foto itu Silla nampak sangat antusias tetapi Ello sedikit kaku dan canggung. Karena saat ini jantungnya berdegup sangat kencang. Ello senang melihat Silla yang sudah kembali tertawa lepas dan ceria lagi seperti biasanya.
Di dalam box foto mereka bergaya layaknya sepasang kekasih. Silla lebih banyak mengarahkan Ello untuk bergaya karena Ello kaku dan mati gaya. Mereka juga di kejar waktu yang setiap sekali foto diberi jeda waktu lima detik.
Setelah lima menit berfoto mereka melihat hasil cetakan hasil foto mereka berdua.
"Wahhhh banguss bangett hasilnya El. " Ucap Sill dengan sangat antusias saat melihat hasil fotonya.
Sill memberikan satu lembar foto pada Ello. Ello menerimanya dan tersenyum melihat foto dirinya dengan perempuan yang dia sukai. Moment ini tidak akan pernah Ello lupakan.
***
Thank for reading...
See you on the next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita¿?
Teen FictionSahabat jadi cinta Cinta jadi benci Benci jadi cinta Lucu, cinta serumit itu ternyata. Tapi dari cinta banyak pelajaran yang bisa diambil. Persahabatan yang sudah terjalin dari kecil, harus hancur begita saja karena timbulnya rasa ingin memiliki leb...