"Semua akan baik baik aja kalo kita yakin sama apa yang kita lakuin."
-Razi Dwi Anggara
Happy reading:)
Masih hari yang sama, hari pertama Silla si polos masuk sekolah. Hari yang panjang dan pagi yang menyenangkan bagi Silla. Bukan karena mendapat teman baru dan juga bukan karena satu kelas dengan sahabat kecilnya.
"Nah anak anak kalian sudah kenal'kan dengan teman baru kalian?" Tanya pak Solih.
"Sudah pak." Jawaban serentak dari murid XI IPS 2.
"Nah nak Silla disini bapa mengajar mata pelajaran matematika." Jelas pak Solih.
"Serius pak? Bapak ngajar matematika? Berarti sekarang belajar matematika dong?" Ucap Silla antusias, karena Silla sangat menyukai bahkan mencintai matematika.
"Bukan sil tapi belajar Inggris." Timpal Tini kembaran Toni.
"Ih kok bahasa Inggris? Kan bapaknya guru matematika, harusnya ngajar matematika dong." Balas Silla.
"Udah udah. Iya Silla bapa ngajar matematika pagi ini."
"Serius pak?" Tanya Silla dan dibalas anggukan oleh pak Solih.
"Yey belajar matematika." Ucap Silla sontak mengundang perhatian teman sekelasnya.
Mereka terheran heran kenapa ada orang seperti Silla, yang jatuh cinta kepada matematika.
"Daebak, baru kali ini Miko nemuin orang yang suka sama matematika."
"Buset ni anak sakit. Dia dapet matematika seneng, lah gua butek." Ucap Aji.
Silla yang mendengar itu pun menoleh ke arah bangku Aji yang tepat berada di belakangnya.
"Silla ga sakit ji. Silla sehat, kalo Aji pusing sama matematika nanti Silla ajarin ya." Ucap Silla lalu membalikan kembali badannya ke arah depan.
Aji yang mendengar jawaban Silla hanya bisa geleng-geleng.
"Kok gua bisa bersahabat Ama ni anak Ya Allah. Ya Allah kuatkan Aji." Ucap Aji sambil menatap langit langit kelas.
Lelaki yang duduk di sebelah Silla terbangun dari tidurnya karena mendengar suara bising yang ada di dekatnya.
"Berisik." Ucapnya. Silla yang mendengar satu kata itu langsung menoleh ke arah lelaki yang tengah menatap lekat Silla.
"Lagian salah sendiri tiduk kok di sekolah. Kalo mau tidur tuh dirumah dikamar enak ada kasur empuk." Ucap Silla.
"Suka suka." Jawabnya. Kemudia lelaki itu mencondongkan tubuhnya mendekati Silla. "Lo..." Ucapnya sambil menunjuk bahu Silla. "Ga ada hak buat ngatur ngatur gua. Paham?" Lanjutnya kemudian kembali ke posisi awal dia duduk.
Silla terheran heran. Dari semua teman barunya dikelas ini hanya lelaki ini yang bersikap ketus tidak menerima baik kedatangan Silla.
***
"Sil mau ikut Mimin ga?" Ucap Mimin sambil berjalan Melawati Silla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita¿?
Teen FictionSahabat jadi cinta Cinta jadi benci Benci jadi cinta Lucu, cinta serumit itu ternyata. Tapi dari cinta banyak pelajaran yang bisa diambil. Persahabatan yang sudah terjalin dari kecil, harus hancur begita saja karena timbulnya rasa ingin memiliki leb...