13. Ungkapan

32 5 0
                                    

Berhenti berharap pada suatu hal yang sudah pasti ia mengacuhkan mu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berhenti berharap pada suatu hal yang sudah pasti ia mengacuhkan mu.
-Ello Agni Pratistha

Happy reading ;)

Semenjak masuknya Tiara ke sekolah itu, dan semenjak Aji mengklaim bahwa Silla adalah miliknya. Semua orang menjadikan Silla sebagai bahan bully'an. Mulai dari kakak kelas, adik kelas sampai yang seangkatan membenci Silla. Ternyata sebanyak itu fans Aji.

Tiara. Murid baru yang ternyata tidak se-"bar-bar" yang Silla kira. Ya memang dia kasar, tapi jiwa kasar Tiara keluar saat dia melihat ada yang membully Silla. Tiara baik. Menurut Silla. Silla dan Tiara kini menjadi teman baik. Dan sekaligus Tiara pun berteman baik dengan Aji.

Seperti saat ini mereka duduk bersama di kantin.

"Ji lo ga kasian apa liat Silla di hujat, di bully terus terusan kayak gini." Ucap Tiara sambil memakan kripik kentangnya.

"Silla gapapa kok Ra. Silla baik baik aja, mereka cuma bercanda mungkin." Balas Silla dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajahnya.

"Ihh Sil, lo jadi orang terlalu baik sumpah. Kalo Mimin yang ada di posisi lo ya, pasti Mimin bantai tuh mereka semua." Ucap Mimin yang kesal karena sifat Silla yang terlalu baik. Silla hanya tersenyum.

"Nih ya saran gw Ji, mending lo bilang deh ke semuanya. Kalo sebenernya lo sama Silla itu ga pacaran." Usul Tiara. Miko, Toni, Mimin, mengangguk setuju. Kecuali Aji, dia menggelengkan kepalanya.

"Gw ga mau Silla di deketin sama cowo lain. Liat dia ngobrol ama si batu es aja, udah gedeg gw liatnya." Jawab Aji. Lalu kembali meneguk soda kalengnya.

"Ya kalo gitu jadiin aja beneran." Celetuk Miko.

Aji tersedak soda saat Miko berkata itu. Aji menatap Silla yang kini tengah menatapnya.

"Ga bisa." Jawab Aji singkat lalu pergi meninggalkan mereka begitu saja.

"Woyy bro, mau kemana lu!?" Teriak Toni, yang kemudian menyusul Aji dan diikuti juga dengan Miko.

Silla, Mimin dan Tiara hanya memandangi punggung ketiga lelaki yang kini sudah pergi meninggalkan kantin.

"Kalian berdua emang ga ada rasa atau gimana sih?" Tanya Mimin.

"Nah, soalnya aneh. Kalian sama sama ga suka liat salah satunya lebih deket sama yang lain. Tapi hubungan kalian sebatas sahabat dari kecil." Tambah Tiara.

"Ya jalanin aja sih. Aku ga terlalu mikirin itu, aku lebih fokus sama pencarian aku tentang Raqil." Jawab Silla.

"Raqil siapa dah?" Tanya Mimin yang makin kebingungan.

Antara Kita¿?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang