"Dalam hal memilih bukan seberapa cepat ia dapat. Tapi seberapa tepat ia dapat."
Happy reading...
Sorot sinar matahari menyela masuk ke kamar Silla melalui sela sela gorden, membuat Silla terbangun dari tidurnya.
Hari berikutnya dalam menjalani suasana baru dalam hidup Silla. Silla memulai hari ini dengan senyuman hangat.
Setelah siap dengan seragam sekolahnya, Silla berdiri depan cermin memandangi pantulan dirinya.
"Semangat buat hari ini, apapun rintangannya lewatin jangan mundur. Selalu tersenyum, ga boleh sedih, harus kuat dan tetap positif. Semangat Silla, aku tau aku bisa." Ucapnya sambil mengepalkan tangannya menandakan semangat dengan senyuman hangat yang ia buat.
Silla selalu melakukan hal itu setiap hari. Tiap pagi dia melakukan itu untuk memberikan semangat pada dirinya dan pada malam hari sebelum tidur sebagai ucapan terima kasih pada dirinya sendiri.
Silla pun menuruni tangga dan menuju ruang makan. Saat sampai ruang makan disana sudah ada keluarganya dan juga Aji. Silla tidak kaget melihat Aji pagi pagi sudah di rumahnya.
"Lama bener siap siapnya. Mau sekolah atau mau liburan?" Tanya Aji.
"Namanya juga perempuan jadi siap siapnya lama, biasalah make up'an dulu." Balas ayah Silla.
"Silla mah ga pake make up aja cantik om, malah kalo pake make up kayak tante tante."
"Hahaha ibu aja kalah sama Silla." Timpal Lina.
"Ledekin aja terus." Ucap Silla ketus sambil memakan sehelai roti tawar.
Silla melirik pada jam tangannya dan jam sudah menunjukkan pukul 06.30
"Ji hayu nanti telat." Ajak Silla.
"Emang ngajak bareng? Aji kesini ikut makan aja." Jawab Aji yang masuh santai duduk di kursi ruang makan.
"Ishh yaudah Silla nyari ojek." Balas Silla, kemudian pergi keluar dengan perasaan kesal.
Aji tertawa melihat tingkah Silla yang termakan oleh candaannya.
"Yaudah om tante, Aji berangkat ya. Kasian bocilnya Aji pagi pagi dibikin kesel." Pamit Aji. Sambil mencium tangan kedua orang tua Silla.
Aji pun langsung berlari menyusul Silla.
Saat Aji sampai depan gerbang rumah Silla. Aji tidak mendapati Silla. Tanpa berpikir lama, Aji langsung mengendarai motornya. Siapa tau ia bertemu dengan Silla di jalan.
Aji menelusuri jalanan yang biasa ia lalui untuk menuju sekolah. Dan ya, Aji melihat Silla sedang berjalan sambil melihat ke kanan kiri, seperti sedang mencari sesuatu.
***
"Ihhh si Aji ngeselin banget pagi pagi udah bikin naik darah aja." Gerutunya sambil menyusuri jalanan menuju sekolah.
Silla mencari cari tukang ojek, tapi tidak mendapatinya satu pun.
"Neng ojek neng." Tawar seorang itu dengan suara yang agak berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita¿?
Teen FictionSahabat jadi cinta Cinta jadi benci Benci jadi cinta Lucu, cinta serumit itu ternyata. Tapi dari cinta banyak pelajaran yang bisa diambil. Persahabatan yang sudah terjalin dari kecil, harus hancur begita saja karena timbulnya rasa ingin memiliki leb...