21. Rencana Persiapan

16 2 0
                                    

"Bulan dan bintang mereka tidak satu, tetapi selalu bersama dan saling melengkapi."

Happy reading ;)

Brakkk...

Aji menggebrak pintu rumahnya setelah pulang dari rumah Silla.

"MAMAHHH!!" Teriak Aji sambil memegangi perut sebelah kiri.

"Mahhh... sakitt." Rintih Aji sambil berjalan dengan langkah tertatih menuju ruang tv.

"Ya ampun Ji lo gapapa?" Ucap Rafa-abangnya Aji.

"S-sakitt bang.." lirih Aji. Dengan tubuh yang semakin melemah dan tangan kanannya bertumpu ada meja yang ada di dekatnya.

Rafa langsung membantu Aji berdiri dan memapahnya menuju sofa.

"Kumat lagi?" Aji tidak membalas, ia mencoba menahan rasa sakitnya mati-matian. Tapi tidak bisa, rasa sakit itu semakin menggerogoti seluruh tubuhnya.

"Mahhh...Biii..." Teriak Rafa.

Tak lama Bi Yuni datang menghampiri. "Iya den?"

"Mamah mana bi?" Tanya Rafa.

"Ibu lagi keluar den." Jawab Bi Yuni. "Den Razi kumat lagi den?"

"Iya Bi. Tolong ambilin minum sama obat Razi ya Bi." Ucap Rafa. Bi Yuni pun mengangguk dan pergi ke dapur untyk menyiapkan obat yang diminta.

Rafa memperhatikan Aji dalam-dalam. Ia sangat tidak tega jika melihat keadaan adiknya yang kesakitan seperti ini. Rafa selalu ingin menangis, tapi Ia tahan. Karena Rafa tau kalau Aji paling tidak suka ditangisi karena penyakitnya.

Rafa pernah meminta pada Tuhan, "kalau bisa memilih, dia memilih yang merasakan sakitnya dibandingkan melihat adiknya yang kesakitan."

Tapi inilah takdirnya. Semuanya sudah diatur oleh Tuhan. Tinggal kita sebagai manusia menerimanya dengan ikhlas dan tabah.

"Mau ke rumah sakit Ji?"

Aji menggeleng. "Gw gapapa. Gw cuma butuh istirahat aja."

"Lo bandel banget sih Ji!! Lo tinggal anteng duduk di mobil, gw yang nyetir. Ntar disana dokter yang periksa. Lo mah anteng aja duduk." Ucap Rafa kesal, karena bukan sekali dua kali Aji seperti ini. Aji selalu menolak saat diajak ke rumah sakit. Kecuali mamah mengancamnya.

"Gw yang rasain bang. Lo tenang aja, gw gapapa." Ucap Aji dengan senyum yang ia pancarkan, padahal keadaanya berbanding terbalik dengan apa yang ia katakan.

"Serah lo deh." Rafa pergi meninggalkan Aji. Rafa keluar dari rumah dan menelpon Zinla-mamanya, untuk memberitahukan keadaan Aji saat ini.

***

Di lain tempat Silla dan Ello masih mencari jawaban dari clue yang sudah mereka pecahkan.

Di dalam rumah pohon yang dimaksud Silla tadi. Mereka berdua mencari suatu hal yang berhubungan dengan Bulan dan Bintang. Tapi, hasilnya nihil. Sudah cukup lama mereka mencari di atas rumah pohon itu, tapi mereka tidak menemukan hal yang berhubungan dengan Bulan dan Bintang.

"El sini." Ucap Silla dari dalam rumah pohon.

Ello pun mengikuti arahan Silla dan duduk di sebelah Silla.

Antara Kita¿?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang