46. Dia

15 0 0
                                    

"Dia datang dan memberi semangat baru untukku"

Happy Reading

Hari per hari berlalu. Hubungan pertemanan Silla dan Aji masih dalam kata asing. Mereka seperti orang yang tidak saling mengenal. Berpapasan saling pandang tapi tidak saling sapa.

Hal itu jelas membuat Tiara 'sang biang onar' merasa diatas angin. Dia merasa menang atas tindakannya waktu itu. Tentu hal yang dilakukan oleh Tiara waktu itu mendapat respon yang sangat bagus dari Arion.

Arion benar-benar puas dengan apa yang telah dilakukan Tiara. Dengan begitu dia akan mudah menjalankan rencananya. Tapi, kali ini rencananya bukan hanya sekedar balas dendam.

Setelah pertemuannya yang terakhir dengan Silla. Arion sering sekali melihat foto Silla yang ia ambil secara diam-diam dari kejauhan. Foto Silla satu-satunya yang dia punya. Arion juga nge- stalk akun instagram milik Silla menggunakan fake account.

Bughhh

Bantal sofa mendarat tepat di wajah Arion membuyarkan fokus Arion yang tengah asik memandangi handphonenya.

"Baper'kan lu?!" Ledek Tiara. Lalu ikut duduk di dekat Arion.

"Berisik lo!"

"Gw bakal bantu lo buat deket sama dia." Tawar Tiara.

"Gw liatin foto dia buat gw santet tuh orang. Biar Aji menderitanya double." Tukas Arion.

"Iya deh iya." Ledek Tiara pura-pura mempercayainya.

"Tapi lo epik sih Ra. Bisa-bisanya lo buat Aji berpihak ke lo." Ujar Arion.

"Lo sih dulu terlalu ngeremehin gw. See sekarang gw selangkah lebih maju daripada lo." Balas Tiara dengan wajah yang angkuh.

"Songong lu." Ucap Arion sambil melemparkan kembali bantal sofa yang Tiara lempar tadi. Arion berdiri dan menyambar kunci motor dan jaket kulitnya.

"Kemana lu?"

"Cari masalah." Balas Arion dari kejauhan.

Tiara tidak begitu menanggapi jawaban Arion tadi. Tiara memilih meninggalkan ruang tamu dan menuju ke kamarnya.

Arion pergi menggunakan motor crf hitam kesayangannya. Motor yang ia beli dengan uangnya sendiri.

***

Sore itu, di kursi teras depan rumahnya. Silla, si gadis cantik dengan segala pesonanya. Rambut yang ia urai sebahu lalu ia selipkan di sebelah telinganya, mata coklat, bibir tipis yang manis kalau tersenyum.

"Cantik." Satu kata keluar dari mulut Arion.

Arion memperhatikan Silla dari depan gerbang rumah Silla. Dari sana ia dapat melihat Silla yang tengah asik membaca sebuah buku. Entah buku apa yang Silla baca. Tapi, sesekali gadis itu tersenyum saat membacanya.

"Arii!!" Panggilan itu membuyarkan perhatian Arion.

"Ha?! Iya Sil?"

"Kamu ngapain disitu. Sini masuk." Titah Silla.

Arion pun mengangguk, kemudian ia menyalakan mesin motornya dan mengendarainya memasuki gerbang rumah Silla.

"Sore cantik." Sapa Arion sambil berjalan mendekati Silla.

"Sore juga Ari." Balas Silla dengan senyuman khasnya.

Antara Kita¿?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang