Kalau pembalasan dendam gw berhasil, disaat itu lah gw merasa ketenangan dan kebahagiaan menyelimuti gw." -mr.x
***
"Gw salah sasaran."
"Kok bisa sampe salah. Lo ceroboh lagi." Ucap seseorang diseberang telepon sana.
"Gw udah lakuin tugas gw buat kasih itu ke Aji. Urusan dia makan itu atau engga itu urusan dia. Gw juga ga tau kalo ujungnya Aji bakalan kasih itu ke si cupu."
"Jangan bilang dia cupu. Lo juga bakalan jadi anak cupu kalo bukan karena bantuan gw."
-lo aja yang bodoh!! Lakuin itu aja ga bisa."
"Udah nyuruh ngatain lagi. Kerjain sendiri bisa ga lu." Ucap Tiara dengan nada yang kesal.
"Kalo keadaan mendukung gw bisa sendiri tanpa bantuan lo. Tapi lo tau sendiri keadaan gw."
"Balik nanti lo ke rumah sakit, tunjukin simpati lo. Jangan sampe Aji atau yang lain mikir yang engga-engga tentang lo. Bilang aja lo ga tau kalo roti nya beracun atau basi."
-dan satu lagi. Jangan sampe lo sakitin Silla. Dia terluka setitik nyawa lo taruhannya. Telepon pun terputus.
Tiara gelisah. Sedari tadi dia berada di rooftop sekolah dengan perasaan gelisah. Mondar-mandir kesana kemari mencari solusi. Bingung setengah mati atas kejadian pagi ini.
"Gw harus apa sekarang?" Tanya nya pada diri sendiri.
"Udah telponan nya?" Suara serak basah dan derap langkah kaki yang sedang berjalan menuju ke arah Tiara. Tiara dibuat terkejut setengah mati.
"Mati gw. Apa dia denger semua yang gw omongin tadi? Moga aja engga." Batinnya.
Rasa takut dan detak jantung yang berdegup kencang yang dirasa Tiara. Membuat gadis itu ragu untuk membalikkan badannya dan melihat siapa orang itu. Tapi nyatanya, orang itu sudah ada di hadapan Tiara. Tiara memperhatikan dari bawah kaki sampai akhirnya melihat siapa orang itu.
-Deggg... Ello??
"Lo...lo kok disini? Bu...bukannya lo ta...tadi ke rumah sakit?" Tanya Tiara terbata-bata.
Ello tidak menjawab. Ello melangkah ke depan, Tiara melangkah mundur sampai mentok di tembok pembatas yang dibawahnya tepat lapangan.
"Ello lo ngapain disini?" Tiara ketakutan. Tapi Ello terus menatapnya tajam.
"Lo mencoba ngebunuh Aji?" Tiara tercekat dengan pertanyaan yang terlontar dari mulut Ello.
"Nge...ngebunuh apaan maksud lo?"
"Tadi lo bilang sama orang yang di telepon, katanya lo salah sasaran. Berarti sasaran lo dan penelpon itu Aji?"
-dan jelas tadi lo nyebut nama Aji disana." Lanjut Ello. Membuat Tiara semakin tegang. Tiara masih tidak menjawab. Dia takut jika menjawab dengan jujur.
"Gw ikutin permainan yang lo mainin sama orang itu." Perkataan Ello tadi membuat Tiara tercengang.
"Lo mau ikut gabung sama rencana gw? Tapi apa tujuan lo? Apa lo suka Silla, makannya lo pengen ilangin Aji dari hidup Silla;"
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita¿?
Teen FictionSahabat jadi cinta Cinta jadi benci Benci jadi cinta Lucu, cinta serumit itu ternyata. Tapi dari cinta banyak pelajaran yang bisa diambil. Persahabatan yang sudah terjalin dari kecil, harus hancur begita saja karena timbulnya rasa ingin memiliki leb...