Bersyukur banget ada yang baca cerita aku... AAAA SENENG BANGETTTT
KALIAN YANG BACA CERITA AKU, TAU CERITA AKU DARI MANA NIII???
MY WISH :
semoga cerita aku ini bisa rame, banyak yang suka, dan aku bisa wujudin impian aku. Aamiin***
Ello dan Silla melanjutkan perjalanannya. Dengan Ello yang melihat maps. Gimana caranya? Kan Ello nyetir motor. Caranya Silla yang pegang Hp. Dan posisi Silla seperti memeluk pinggang Ello dari belakang.
Setelah duapuluh menit menempuh perjalanan dari tempat tadi. Akhirnya mereka sampai di alamat yang dituju. Bukan ekspresi yang membahagiakan saat Silla turun dari motor dan menatap nanar ke arah tempat itu. Tempat itu berupa pemakaman umum.
Awalnya Ello tidak percaya. Tapi yang ia ikuti adalah jalur yang diarahkan oleh maps, dan menuju ke tempat ini. Ello sempat tak percaya, takut-takut ia sala alamat. Tapi setelah ia bertanya pada penjual bunga tabur depan pemakaman, dan benar saja. Alamat itu memang mengarah pada pemakaman ini.
"El... serius kesini?" Tanya Silla tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun. "Itu artinya Raqil udah meninggal El?"
"Kita masuk yu, kita cari sesuai blok nya ya. Biar kita tau, maksudnya apa." Ello merangkul Silla dan mengajak Silla memasuki pemakaman itu.
Pemakaman umum yang luas ini membuag Silla dan Ello cukup kesulitan mencari nisan yang bernamakan sahabat Silla itu. Dan mereka pun tidak mendapati penjaga makam disana. Mereka berdua menyusuri pemakaman dari blok A, hingga sampai di blok G. Di blok G, mereka berjalan secara perlahan.
Mereka berhenti tepat di salah satu makam yang di penuhi dengan bunga mawar yang mulai mengering. Dan satu tangkai bunha mawar merah yang masih segar, itu artinya ada oranv yang baru berziarah kesini.
Silla langsung berjongkok di samping makam itu. Makan dengan nisan yang bertuliskan nama sahabatnya itu Arraqil Octavian. Tangis Silla pecah saat itu juga.
"Assalamualaikum Qil." Silla mengucap salam, sambil memegangi nisan dan menelusuri setiap huruf yang terukir disana.
"Silla dateng Qil. Bawa bunga yang kamu pinta di buku yang kamu kasih ke Silla lewat Ayah." Silla mengambil bunga mawar dari dalam kantongnya, lalu meletakkannya di atas makam Raqil.
"Kamu seneng ga Silla jengukin? Kamu ganteng Qil sekarang. Sayangnya, Silla tau kamu ganteng dari foto ini aja. Silla belum pernah liat Raqil secara langsung. Kamu kemana aja? Kamu marah sama Silla ya? Makannya ga mau ketemu sama Silla lagi."
"Oh iya, kenalin dia Ello. Dia yang bantu Silla sampaj akhirnya ketemu sama kamu Qil." Ucap Silla memperkenalkan Ello yang berada di hadapannya. Ello menatap Silla dengan tatapan kasihan. Usaha Silla selama ini dibayar dengan sebuah kenyataan yang menyedihkan dan menyakitkan.
"Hai bro! Gue Ello. Gue temennya Silla, sahabat lo. Gue suka sama sahabat lo, izinin gue deket sama sahabat lo ya? Gue janji bakal jaga dia, buat dia bahagia. Hati gue udah jatuh ke sahabat lo ini. Rasa suka gue, udah berubah jadi sayang ke sahabat lo. Mungkin juga cinta." Tutur Ello. Silla menatap Ello sambil tersenyum.
"Asal lo tau! Sahabat lo ini, pantang menyerah buat cari lo dan Faiz. Katanya dia kangen sama kalian berdua. Dan akhirnya ketemu sama lo, walaupun..." Nafas Ello mendadak menjadi sesak, "kalian udah beda alam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita¿?
Teen FictionSahabat jadi cinta Cinta jadi benci Benci jadi cinta Lucu, cinta serumit itu ternyata. Tapi dari cinta banyak pelajaran yang bisa diambil. Persahabatan yang sudah terjalin dari kecil, harus hancur begita saja karena timbulnya rasa ingin memiliki leb...