43. Hadiah untuk si cantik

12 3 0
                                    

Sebelumnya Al mau minta maaf nii gengs. Al bakalan slow update. Dikarenakan mulai sibuk kegiatan sekolah dan belum lagi kegiatan aku lingkungan rumah. Tapi, Al bakal selalu berusaha buat update secepat mungkin. Atas perhatiannya kepada para readers setia, Al ucapkan terimakasih ♡

Attention!!
Tolong tandai kalau kalian nemu kata yang typo atau sarannya ya gengs ya

Hatur thank you

Happy Reading...

"Assalamualaikum Raqil ganteng. Maaf ya Silla baru kesini lagi." Ucap Silla sambil mengusap batu nisan bertuliskan nama 'Arraqil Octavian'

"Qil... Silla mau cerita. Sekarang persahabatan kita berempat ga seasik dulu. Silla sedih semuanya berubah. Aji sama pacar barunya, Faiz sibuk sama kantornya dan kamu... pergi tanpa pamit sama Silla." Silla berbicara sendiri sambil menatap sendu ke batu nisan itu.

"Silla kangen Qil. Disini Silla ngerasa sendirian. Kamu ga ada niatan balik lagi gitu?" Air mata Silla mulai turun membasahi pipi. Tak lama dia mengusap air matanya sambil tersenyum getir.

"Hehehe permintaan Silla mustahil untuk di kabulin ya?! Tapi Silla berharap bisa nemuin orang yang memiliki sikap seperti kamu tapi dengan orang yang berbeda."

Hari sudah mulai gelap. Silla beranjak dari jongkoknya. Sebelum itu, dia menyimpan setangkai bunga mawar merah di batu nisan milik Raqil.

"Silla pulang dulu ya?! Nanti Silla balik lagi. Nanti Silla cerita lagi ke kamu, mampir ke mimpi ya?! Silla kangen." Pamit Silla sebelum akhirnya pergi meninggalkan makam.

Tidak jauh dari sama. Aji sedari tadi memperhatikan Silla dari jauh. Hatinya sakit saat melihat Silla menangis dan bercerita kepada sosok yang sudah tiada.

***

Aji berjalan gontai mendekat ke makam Raqil. Aji menatap nanar, melihat nama di batu nisan itu. Nama sahabatnya, yang telah pergi sebelum dirinya meminta maaf atas kesalah pahaman masa lalu.

Aji berjongkok dan mengusap batu nisan itu. Tangannya bergetar saat menyentuh nisan itu.

"Maaf."

"Maaf."

"Maafin gw." Ucap Aji yang kini sudah menjatuhkan air matanya. Dirinya sudah benar-benar tidak kuat untuk menahannya lagi. Hatinya benar-benar sakit. Hati nuraninya dan bagian perut bawahnya terasa sakit secara bersamaan.

"Maaf Qil. Gw gagal, gw gagal jaga ratu kita. Gw lalai, sampai buat dia dalam bahaya Qil." Ucap Aji sambil terus menangis.

"Mungkin, kalo lo masih ada di dunia ini. Lo bakal marah besar sama gw. Lo pasti bakal hajar gw, sampe gw sadar akan kesalahan gw."

"Gw bener-bener bodoh Qil. Gw bodoh. Gw egois, dan gw udah langgar perjanjian yang udah kita buat dulu. Perjanjian yang ga sekedar hitam di atas putih. Tapi sebuah perjanjian yang harus di pertanggung jawabkan seumur hidup."

Perut Aji terasa semakin sakit. Aji meremas perut bagian bawahnya, tepat di sebelah kiri.

"Tuhan tolong... semoga bisa bertahan lebih lama lagi. Masih banyak tugas saya di dunia ini. Kau boleh jemput saya, tapi saya mohon jangan sekarang. Setidaknya setelag saya berhasil membahagiakan orang yang saya cintai." Batin Aji sambil menahan rasa sakitnya.

"Gw pamit Qil. Nanti kita ngobrol lagi. Entah seperti ini, di mimpi atau mungkin di alam yang sama nanti Qil. Tunggu gw dateng nemuin lo lagi ya Qil." Pamit Aji lalu pergi meninggalkan makam Raqil dengan langkah besar.

Antara Kita¿?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang