Halo gengs...
Disini Al mau bilang makasih buat yang udah baca cerita Al ini. Al happy bangetttt. Al gatau lagi harus bilang apa selain kata terimakasih...Sayang kalian banyak banyak untuk para readers...
Kalo ada typo kasih tau ya gengs!!
***
Happy Reading...Hari sudah berganti malam. Namun, Aji, Tiara dan Ello masih anteng berdiam diri di rumah Silla. Setelah bernyanyi, makan dan menonton film bersama, mereka masih betah berada disini.
Silla sendiri pun tidak ada niat untuk menanyakan kapan mereka akan pulang. Silla suka rumahnya ramai seperti ini, walaupun tanpa mereka berkunjung pun rumah ini akan selalu ramai karena adik-adik Silla yang tidak pernah akur.
"Eumm Sil, gw pamit ya. Udah larut juga, ga enak." Pamit Ello.
"Iya El. Nanti main main kesini lagi yaa." Balas Silla. Ello tersenyum sambil mengacak-acak rambut Silla.
"Ishh rambut Silla." Protes Silla.
"Maaf. Gemesin." Jawab Ello sambil terkekeh. "Gw balik ya. Makasih, maaf ngerepotin." Pamit Ello sekali lagi. Lalu sosoknya hilang begitu saja di balik pintu.
Kini tersisa Aji, Tiara dan si pemilik rumah.
"Ra lo balik gw anter ya." Ucap Aji sambil berdiri dan berjalan mengambil jaketnya yang tergeletak di tempat tidur Silla.
"Gw ga mau pulang ke rumah Ji." Tolak Tiara dengan ekspresi wajah ketakutan.
"Ga bakal terjadi apa-apa Ra. Kalo sampe terjadi apa-apa lo hubungin gw." Ujar Aji menenangkan sekaligus membujuk Tiara agar mau pulang.
"Tiara nginep aja di rumah Silla." Ucap Silla menyela. Mendengar tawaran Silla. Mata Tiara berbinar menanggapi itu.
"Boleh?" Tanya Tiara penuh harapan.
"Ga bakal ngerepotin lo Sil?" Tanya Aji meyakinkan.
"Iya gapapa. Nanti Silla yang bilang sama ibu sama ayah."
"Huaaa makasih bangetttt Sill... lo emang teman terbaik yang gw kenal." Tiara memeluk Silla sebagai tanda rasa senang dan rasa terima kasih.
"Yaudah kalo gitu gw titipin Tiara disini ya. Nanti gw bilang ke tante Lina sama om Akhsya juga deh." Ucap Aji. Silla dan Tiara hanya mengangguk.
Aji memakai jaketnya dan bersiap untuk pulang. Walau rumah Aji di sebelah rumah Silla, kali ini Aji tidak melewati balkon kamarnya. Dan walaupun dekat Aji selalu memakai jaket atau flanel untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Aji memang anti dingin sekali. Kondisi tubuhnya yang menolak hawa dingin menusuk tubuhnya.
"Ra gw pamit ya." Ucap Aji, "lo jaga diri baik-baik. Jangan ngerepotin tuan rumah, jangan aneh-aneh, jangan begadang, jangan telat makan, kalo lo kangen gw tinggal telpon aja atau teriak noh di balkon." Ucap Aji panjang lebar memberi pesan pada Tiara.
"Iya Ji iya."
"Anak pinter." Balas Aji dengan senyum hangat dan mengacak-acak rambut Tiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita¿?
Ficção AdolescenteSahabat jadi cinta Cinta jadi benci Benci jadi cinta Lucu, cinta serumit itu ternyata. Tapi dari cinta banyak pelajaran yang bisa diambil. Persahabatan yang sudah terjalin dari kecil, harus hancur begita saja karena timbulnya rasa ingin memiliki leb...