9. Aji dan Ello

47 6 0
                                    

"Apa dia bisa aku percaya untuk menyimpan semua rahasiaku."

***

Masih dihari yang sama...
Hujan baru saja berhenti pada sore hari. Dan Ello masih di rumah Silla, tapi sekarang tamu bertambah di rumah itu. Ada Aji disana.

Aji sengaja datang ke rumah Silla, karena ia panas mendengar gelak tawa yang keluar dari mulut Silla. Tawa yang keluar dari mulut Silla itu bukan Aji yang buat, tapi Ello. Aji tidak terima jika nanti posisi dia diambil alih oleh Ello sang es batu kulkas tiga belas pintu.

Keadaan memanas saat mereka berkumpul di ruang tamu depan tv. Silla duduk diantara Aji dan Ello. Mereka berdua saling menatap tajam satu sama lain. Membuat suasana disana menjadi canggung.

Silla yang berniat menonton bersama mereka berdua, tapi Silla mengurungkan niatnya untuk menonton film terbaru. Mood Silla menjadi buruk karena tingkah Aji dan Ello yang tak bosan bosan berlomba tatap-tatapan.

"Heh kalian dari tadi tatap tatapan mulu, nanti ada yang baper lohh." Goda Silla kepada mereka berdua yang masih saling menatap.

"DIEM!!" Ucap mereka bersamaan.

"Cie barengan," goda Silla lagi, "kalian udah sehati ini mah hahaha." Tawa Silla pecah dihadapan Aji dan Ello.

Karena digoda terus menerus oleh Silla, aksi tatap menatap pun akhirnya berakhir.

"Lu suka sama gua ya El." Ucap Aji.

"Najis." Jawab Ello singkat.

"Lu kata gua anjing apa?? Dikatain najis segala." Balas Aji kesal.

"Emang lo kayak anjing." Ucap Ello santai sambil menyandarkan tubuhnya ke sofa, sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"WAHH ANJING LO," emosi Aji memuncak saat mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Ello.

"Tuh'kan ngegong gong kayak anjing." Ucap Ello dengan santainya.

Silla mulai stress dengan kelakuan kedua temannya ini. Silla menarik nafasnya berat, ia benar benar pusing. Silla serasa mempunyai dua anak laki laki yang kerjaannya ribut tiap saat.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 waktunya makan malam. Aji dan Ello masih belum pulang dari rumah Silla. Mereka berdua diajak makan malam bersama oleh Lina. Tadinya sehabis sholat magrib berjamaah di rumah Silla, Ello berpamitan tapi ditahan oleh Lina.

Sepi yang dirasa saat ini. Di meja makan itu tak ada satupun yang membuka suara. Yang terdengar hanya suara sendok yang menyentuh piring. Tapi ada satu yang menjadi sorotan semua orang yang ada disitu.

Semua memperhatikan Aji yang makan dengan lahapnya seperti orang yang belum makan berhari hari. Aji sampai berkali kali menambah porsi makannya.

"Udik." Celetuk Ello yang kini tengah menatap Aji disertai smirk'nya.

Mendengar kata itu keluar dari mulut Ello dengan tiba tiba, semua mata langsung tertuju pada Ello, tapi Ello masih terfokus pada Aji.

Begitupun dengan Aji, dia balik melawan tatapan Ello.

"Sirik aja lo sama gua." Jawab Aji.

Antara Kita¿?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang