10. Sayap Pelindung

52 4 0
                                    

"Kamu indah... Tapi entah untuk berapa lama."

Happy reading ;)

Setelah menempuh jarak yang cukup jauh. Akhirnya Aji dan Silla sampai di tempat bermain futsal. Ternyata disana banyak anak anak satu sekolahnya. Mungkin memang sudah menjadi tempat latihan mereka.

Sedari tadi senyuman Silla tidak luntur sama sekali. Efek dari kata kata yang keluar dari mulut Aji tadi. Silla sungguh merasa sangat senang. Ia sudah biasa di puji oleh Aji seperti ini. Tapi yang ini lebih berasa, berbeda dari biasanya. Dari tadi detak jantungnya masih belum kembali ke normal, sepertinya para sel darah merah sedang berdisko di dalam sana.

Kini Silla berada pada kursi penonton. Ia berpisah dengan Aji saat Aji meminta izin ke kamar ganti, untuk menggunakan Jersey-nya. Dan setelah mengganti pakaiannya, Aji langsung berlari ke arena futsal.

Silla memperhatikan Aji bermain dari kursi penonton. Silla memberikan semangat kepada Aji. Seperi orang pacaran pada umumnya, tapi hubungan mereka terlalu abu-abu untuk disebut sebagai sepasang kekasih.

"Nemenin doi nih." Ucap seorang laki laki yang tiba-tiba duduk di sebelah Silla.

Saat Silla menoleh, ia mendapati Ello disana. Ya, laki-laki itu Ello.

"Loh?" Silla memiringkan kepalanya bingung, "sejak kapan ada disini? Ikut futsal juga?" Lanjut Silla, bertanya penasaran.

"Iya futsal juga, baru gabung." Jawab Ello. Silla hanya mengangguk dan kembali terfokus pada Aji.

Silla kembali menyemangati Aji dengan teriak sekencang-kencang. Ello? Dia terus saja memperhatikan Silla yang menyemangati Aji sambil melompat kesana kemari dan juga sambil teriak-teriak sampai tuh pita suara hampir putus. Ello hanya menggeleng-geleng melihat tingkah satu cewe ini.

***

Ello turun ke lapangan untuk bermain. Tim'nya Aji adalah lawan dari Tim'nya Ello. Saat melihat Ello bermain bola, semua pemain tampak terkagum-kagum, karena kemahiran dan kelincahan Ello dalam bermain bola.

Begitupun Silla, ia tercengang melihat kemampuan Ello bermain bola. Sampai-sampai Silla tidak memperhatikan Aji.

"ELLO AYOO SEMANGATT!! ELLO KEREN BANGET SUMPAH." Teriak Silla antusias. Dan mendapatkan tatapan sinis dari Aji.

Silla yang sadar akan hal itu, ia kembali duduk di kursi penonton.

"Kemampuan Ello main bola seperti ini, dia bilang pemain baru? Ga salah? Gila sih keren banget buat pemain baru kaya dia." Batin Silla.

Saat duduk sendirian disana, sambil menunggu Aji selesai bermain. Silla memikirkan sesuatu yang mengganjal saat Silla menatap mata Ello.

Tatapan mata Ello saat menatap Silla. Berbeda saat Ello menatap yang lainnya. Yang biasa Ello tunjukkan pada yang lainnya itu seperti tatapan yang tajam seakan akan itu orang jauh, asing, jahat.

Tapi yang Silla lihat dari tatapan Ello sangat enak untuk dipandang. Tatapan yang dalam, teduh dan menenangkan, yang Silla rasakan saat melihatnya.

Tatapan Aji, Ello, Raqil dan Faiz; tatapan yang mereka perlihatkan pada Silla itu berbeda. Tatapan mereka mampu membuat Silla tenang dan nyaman, walaupun dalam sekali tatapan.

Antara Kita¿?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang