"Ternyata Tuhan punya caranya sendiri untuk mempertemukan kita kembali."
Happy Reading
"Lo baik?" Tanya Ello dengan raut wajah khawatir yang ia sembunyikan.
"Silla gapapa El. Stop nanya gitu terus, Silla cape dengernya." Jawab Silla jengah.
Maklum Silla jengah. Semenjak masuk ke kelas tadi Silla di tanya seperti itu terua menerus oleh Ello.
Ello pun menanyakan itu ada sebabnya. Ia melihat seperti ada yang Silla sembunyikan. Silla jadi pendiem dari biasanya. Dan baru kali ini Ello melihat Silla tanpa jepitan kesayangannya. Padahal tadi pagi Silla masih memakainya. Dan kepangan rambutnya sudah berubah menjadi rambut indah yang tergerai.
"Jepitan lo kemana?"
Degg
"Eumm itu tadi Silla jatoh. Jadi biar ga jatoh lagi Silla simpen." Silla berbohong.
"Sekarang mana jepitnya?"
"Nanti El, lagi belajar jangan ngobrol dulu nanti kita kena marah guru." Ucap Silla mengalihkan. Ello pun hanya diem tidak memaksa Silla untuk memperlihatkan benda itu.
***
"Sill pulang bareng gw ya?!" Ajak ketiga laki-laki itu secara bersamaan.
"Silla bareng gw." Ucap Aji sambil menarik tangan Silla.
"Ga bisa! Dia sama gw." Ello mencengkal tangan Aji dan balik menarik Silla.
"Apaan!! Kagak!! Dia balik sama gw." Faiz mencekal keduanya.
"Ga ada ya!!"
"Lo apaan sih!!"
"Dia balik sama gw!!"
Silla pusing menghadapi ketiga sahabatnya itu. Mood Silla sedang tidak baik, sekarang dibuat pusing oleh para laki-laki ini.
"Silla pulang sendiri!!" Putus Silla membuat atensi ketiga lelaki itu beralih pada dirinya.
"Hah?! Ga bisa Silla cantik, disana bahaya!!" Ucap Faiz khawatir.
"Iya Sill, lo pulang bareng gw aja ya, kita kan sebelahan rumahnya." Bujuk Aji.
"Gausah, Silla ga mau ngerepotin kalian."
"Ga ngerepotin sama sekali!" Jawab mereka bertiga bersamaan.
"Gini deh, kalo lo ga mau balik bareng antara kita bertiga. Kita kawal lo sampe depan rumah ya?!" Ucap Ello dan di angguki setuju oleh Aji dan Faiz.
Silla tetap menggeleng. "Udah deh kalian hargain keputusan Silla!! Silla mau pulang sendiri!!"
"Iz kamu ga inget pulang sekolah kamu harus ke kantor?!"
"Ji kamu harus anter pacar kamu."
"Dan kamu El, Silla ga mau cari gara-gara sama fans kamu lagi."
Silla menghela nafas, ia sangat lelah dengan hari ini. Dia senang sahabat-sahabatnya perhatian dan khawatir padanya.
"Udah ya, Silla mau pulang. Kalian bertiga jangan ikutin Silla ataupun mantau Silla dari jauh. Kalo kalian tetep kayak gitu, Silla bakalan marah!" Ancam Silla membuat ketiga lelaki itu menurut saja. Sudah cukup rasa khawatir yang berlebihan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita¿?
Ficção AdolescenteSahabat jadi cinta Cinta jadi benci Benci jadi cinta Lucu, cinta serumit itu ternyata. Tapi dari cinta banyak pelajaran yang bisa diambil. Persahabatan yang sudah terjalin dari kecil, harus hancur begita saja karena timbulnya rasa ingin memiliki leb...