14. Kebahagiaan setelah Luka

38 4 0
                                    

"Maaf jika kehadiran ku akan membuat mu sakit dan kecewa dikemudian hari"
-Razi Dwi Anggara

Happy reading ;)

Ello akhirnya sampai di UKS. Entah kenapa jarak dari koridor belakang sampai ke UKS saat tadi terasa sangat jauh, padahal biasanya hanya terasa beberapa langkah sudah sampai. Mungkin tadi efek terlalu mendengarkan omongan yang tidak penting untuk di dengar.

Saat Ello memasuki ruang UKS sambil menggendong Silla di punggungnya. Tampak terlihat ekspresi wajah Tiara dan Aji, yang awalnya tengah tertawa lepas, sontak berubah kaget karena melihat kondisi Silla.

"Silla kenapa El?" Tanya Aji panik sambil menghampiri blankar yang ditiduri Silla.

Ello tidak menjawab. Ello sibuk mencari obat obatan di lemari UKS. Setelah menemukan obat yang di cari, Ello langsung membersihkan luka pada lutut Silla dan mengobatinya dengan baik.

Senyum Silla merekah saat melihat Ello mengobatinya. Cara ia membersihkan luka, memberikan obat merah, membalutnya, ia sangat telaten, balutannya rapih. Saking kagumnya Silla terhadap Ello. Rasa sakit atas lukanya tak ia rasakan.

"Sill lo kenapa? Kok bisa gini?" Tanya Tiara khawatir.

Silla hanya menggeleng.

"Gara gara lo berdua." Jawab Ello sambil menatap Aji dan Tiara yang berdiri bersebelahan.

"Lah kok kita?" Tiara tidak mengerti apa yang di maksud dengan perkataan Ello tadi.

"Gausah banyak tanya deh lo." Ello membereskan kotak obatnya, ia mengembalikan pada tempat awalnya.

"Gw titip dia, jangan lo sakitin." Ucap Ello pada Aji, sebelum akhirnya pergi begitu saja meninggalkan mereka bertiga di dalam UKS.

Ketiganya dibuat bingung dengan tingkah laku Ello. Tiara yang notabenenya masih baru di sekolah ini, dia sudah cukup kenal seperti apa seorang Ello yang terkenal nakal tapi pintar, paling identik dengan sebutan 'es batu' karena sikapnya yang kelewat dingin. Tapi tadi sikap dinginnya itu ga keliatan. Malah Tiara menilai bahwa Ello orang yang perhatian.

Aji dan Silla di buat terheran-heran, terutama Silla. Silla yang paling sering berinteraksi dengan 'es batu' satu ini. Silla sering di buat linglung dengan sikap satu anak ini. Kadang perhatian, kadang judes, kadang songong, kadang ngeselin, pokoknya semuanya kadang-kadang deh.

***

Keluar dari UKS, Ello langsung berlari menuju lapangan. Sebelumnya ia pergi ke ruang olahraga untuk mengambil pengeras suara.

Kini dibawah terik matahari, Ello Agni Pratistha berdiri di tengah-tengah lapangan sambil memegang pengeras suara di tangan kanannya. Seragam yang sudah tidak karuan, kemeja seragam yang sudah berantakan, kancing baju yang terbuka semua dengan stelan kaos hitam polos di dalamnya.

"Mohon perhatian semua!!" Walaupun menggunakan pengeras suara Ello tetap berteriak dan berhasil mengumpulkan semua siswa-siswi dalam satu komando.

"Makasih udah mau ngumpul disini."

"Disini. Gw mau nanya siapa yang tadi ngatain Rasilla Akhsya Raullen, cewe yang tadi gw gendong, cewe yang kalian bilang murahan. Siapa yang bilang gitu?"

Seluruh siswa tidak bergeming. Mereka tidak mau mengakui apa yang mereka katakan tadi. Mereka takut terkena masalah, karena Ello adalah anak pemilik sekolah ini.

Antara Kita¿?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang