Happy Reading
Ello dan Silla kini duduk berdua di salah satu bangku sebuah kafe. Sambil menunggu hujan reda. Saat duduk di dalam kafe itu, mereka menjadi pusat perhatian karena ke tampanan Ello dan sikap Ello kepada Silla.
Semua perempuan pasti akan meleleh jika diperlakukan seperti Silla saat ini. Ello menyampirkan jaketnya di bahu Silla, agar Silla tidak kedinginan karena hujan. Dan supaya alergi Silla tidak kambuh. Ello terus menggesekkan kedua telapak tangannya, lalu ia tempelkan pada kedua pipi Silla.
"Masih kedinginan?" Tanya Ello dengan telapak tangan yang masih menepel pada kedua pipi Silla.
Silla tersenyum tipis. "Silla gapapa El. Malah harusnya Silla yang nanya kayak gitu. Kamu kedinginan ga?"
Ello menggeleng cepat. "Gw gapapa." Ello menjauhkan kedua tangannya dari pipi Silla.
Silla senang mendapat perlakuan hangat seperti ini dari Ello yang baru Ia kenal. Silla mengharapkan Aji yang melakukan ini padanya. Tapi itu mustahil terjadi untuk saat ini.
Silla mengedarkan pandangannya ke seisi kafe itu. Pandangannya tertuju pada satu meja di dekat jendela. Ada dua orang pelajar. Dilihat dari seragamnya, mereka satu sekolah dengan Silla dan Ello. Silla menyipitkan kedua matanya, untuk memperhatikan lebih jelas lagi orang itu. Ekspresi wajah Silla berubah datar saat mengenali kedua orang itu.
Aji dan Tiara.
Mereka berdua tampak asik di tengah guyuran hujan sore ini. Mereka tampak senang dan banyak tertawa. Silla tau perasaan Tiara terhadap Aji. Tiara temannya, Silla harus bisa melepaskan Aji.
Tapi, jangankan untuk melepaskan. Melihat mereka berdua bersama saja, rasanya sakit. Sesak yang dirasakan oleh Silla.
"Kalo sama aku, Aji yang buat aku tertawa. Tapi kalo sama Tiara, Aji yang tertawa bahagia."
***
Ello terus memperhatikan Silla yang tengah sibuk melihat kesana kemari. Sampai akhirnya pandangan Silla tertuju pada satu titik.
Ello mengikuti arah pandangan Silla. Tiara dan Aji. Mereka di kafe ini juga. Ello kembali memperhatikan Silla. Tampak jelas dari raut wajah Silla. Bahwa Silla cemburu melihat itu. Tatapan Silla begitu kosong ke arah meja itu.
"Silll..." Ello melambaikan tangannya tepat di depan wajah Silla.
Silla masih terpaku dalam lamunannya. Dan bergelut dengan pikirannya.
"WOII!!!" Ello menepuk bahu Silla.
"Ha... kenapa El?"
"Cemburu?" Tanya Ello to the point. "Itu penyebab Aji pulang telat dan lupa ada janji sama lo." Silla tidak merespon.
Silla kembali memperhatikan meja itu. "Mereka cocok ya El?!" Dengan pandangan yang tak terlepas dari meja itu.
"Iya cocok. Yang satu bermuka dua, yang satunya berhati dua." Jawab Ello sambil menyeruput coffee lattenya.
"Maksudnya?"
"Nanti lo bakalan ngerti." Jawab Ello singkat. "Eh iya, yang tadi di mobil. Clue selanjutnya apa? Siapa tau gw bisa bantu jawab." Ello mengalihkan pembicaraan, agar Silla tidak terus sedih.
"Kotaknya ada di rumah." Jawab Silla.
"Yaudah ayo balik ke rumah. Kita pecahin clue nya bareng bareng. Dari pada disini hujan tapi panas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita¿?
Teen FictionSahabat jadi cinta Cinta jadi benci Benci jadi cinta Lucu, cinta serumit itu ternyata. Tapi dari cinta banyak pelajaran yang bisa diambil. Persahabatan yang sudah terjalin dari kecil, harus hancur begita saja karena timbulnya rasa ingin memiliki leb...