"Jelasin niat Lo sebenernya apa Yon?" Tanya 'dia' to the point.
"Niat gw baik. Gw mau deket sama putri cantik ini. Kenapa? Lo ga suka?" Jawab Arion. Pertanyaan yang dilontarkan seolah mengejek orang dihadapannya saat ini.
"Munafik Lo." Sarkas orang itu.
"Yang munafik gw atau Lo hm?" Arion melangkah mendekati orang itu.
"Lo!" Jawabnya tegas.
"Gw munafik sebelah mananya sih?"
"Lo manusia munafik, brengsek, dan Lo manfaatin dia agar rencana Lo mulus kan Yon?" Ucap Ello.
Ya, lelaki itu Ello. Ello langsung mencari Silla sehabis dirinya mendapat telpon dari Aji. Dan Aji bilang Silla pergi bersama Arion. Setelah menerima kabar itu, Ello yang awalnya sedang asik mengerjakan tugasnya, langsung menyambar kunci motornya dan mencari titik lokasi Silla melalui nomor telepon Silla.
Tak butuh waktu lama Ello menemukan Silla. Mirisnya orang yang Ello sukai terlihat sangat asik dengan orang yang paling dia benci.
"Ell ini ada apa sebenernya?" Tanya Silla tak mengerti dengan kedatangan Ello yang tiba-tiba marah seperti itu.
"Nanti gw cerita tapi gak depan setan ini." Ucap Ello.
"Ell kok ngomongnya gitu. Ari orang baik kok El, dia ga jahat sama Silla." Ucap Silla membela Arion.
Arion tersenyum licik ke arah Ello, ia merasa menang karena pembelaan itu.
"Itu depan lo! Lo lemot gapapa, tapi jangan polos!" sarkas Ello pada Silla.
"Brengsek lo!"
Brakkkk
Ello mendorong Arion dengan kuat sampai membuat Arion mundur beberapa langkah dan menubruk beberapa kursi dan meja.
Tak terima dengan perlakuan Ello. Arion dengan cepat membalikan serangan dengan meninju rahang kiri Ello.
"Lo yang mulai El. Lo yang buat jiwa gw yang dulu kembali." Ucap Arion dengan aura menyeramkan yang ia tampakkan.
Keributan yang dibuat oleh Arion dan Ello membuat semua pengunjung disitu ketakutan. Mereka berlarian histeris sambil menjauhi tempat itu. Begitupun dengan Silla. Silla takut akan perkelahian, dia bingung harus berbuat apa. Silla hanya bisa menangis dan berusaha untuk menghentikan perkelahian antara kedua temannya itu.
"Ell, Ari udah... Silla takut!" Teriak Silla berusaha memperingati kedua orang itu.
Tapi, Arion dan Ello tidak mendengarkan apa yang Silla teriakkan tadi. Mereka masih saling tinju dan saling tendang.
Ada luka lebam di pipi kanan Ello. Arion benar-benar semenakutkan itu. Silla melihat itu seperti bukan Arion yang ia kenal. Sangat berbeda 180°.
Silla mendekat kearah mereka berdua dengan langkah ragu, dan takut. Silla berusaha untuk memisahkan dan mengehentikan perkelahian itu.
"Ello udah!!"
"Ari udah!!"
"Kalian denger Silla gak sih?!"
Karena merasa tidak di gubris. Silla memberanikan diri untuk berdiri diantara mereka berdua.
"STOPPP!!"
BUGHHH
Satu pukulan mendarat di pipi Silla dan langsung membuat Silla tersungkur. Pukulan yang dilayangkan oleh Arion salah sasaran. Arion langsung mundur beberapa langkah menjauhi Silla. Sedangkan Ello langsung mendekati Silla.
Silla menangis, merasakan linu akibat dari pukulan salah sasaran membuat pipinya menjadi lebam. Pipinya berubah warna menjadi biru keunguan.
"Balik sama gw ya!" Titah Ello dengan lembut. Silla hanya mengangguk.
Ello membantu Silla berdiri dan memapah Silla menuju ke motornya.
Arion terduduk lemah. Arion terus saja memperhatikan kedua tangannya yang bergetar. Rasa bersalah menyelimuti hatinya. Pikirannya berkecamuk dan jantungnya berdetak kencang.
"Lo bego Yon!! Lo bego!!" Arion memukuli kepalanya dengan tangannya.
"Ga seharusnya lo kelepasan kayak gini. Bodoh Yon. Lo bodoh!" Makinya pada dirinya sendiri.
***
Ello sudah berada di rumahnya. Ello sengaja membawa Silla ke rumahnya. Hanya untuk sekedar mengobati luka lebam di pipi Silla.
Dari kejadian tadi, Silla menjadi pendiam. Dia tidak banyak bicara seperti biasanya. Ello paham, pasti Silla shock atas kejadian tadi. Kejadian yang Silla saksikan langsung di depan mata kepalanya sendiri.
Ello mempersilahkan Silla untuk duduk di sofa ruang tamu rumahnya. Rumah besar berarsitektur gaya Eropa, dekorasi rumah yang simple tapi terlihat elegan, membuat Silla tau siapa temannya ini. Tapi sayangnya rumah besar ini seperti tidak ada penghuninya. Tadi yang Silla lihat hanya ada security, ART, dan Ello.
"Kenapa bisa sama dia?" Tanya Ello dengan dingin sambil menatap Silla dengan tajam.
Silla terpaku. Tatapan Ello yang seperti ini membuatnya takut. Ello benar benar tidak suka akan hal itu.
"Si-silla t-tadi cuma gabut doang. Makannya Silla pergi sama Ari." Jawab Silla sambil menunduk gugup.
"Ngobrol tuh tatap lawan bicaranya! Bukan liat lantai." Tegas Ello sambil menaikkan dagu Silla dengan lembut.
Silla menatap mata Ello dengan ragu. Silla takut. Dia tidak berani menatap Ello dalam keadaan seperti ini.
"Kalo jawaban lo cuma karena gabut. Kenapa ga kabarin gue, hm? Kan gue juga bisa bawa lo jalan jalan." Ucap Ello.
"Silla takut ganggu Ello." Cicitnya.
Spontan Ello mengelus rambut kepala Silla dengan lembut.
"Gue ga pernah ngerasa terganggu kalo itu berkaitan sama lo. Gue selalu seneng kalo lo gangguin gue." Ucap Ello. Kini tatapannya berubah menjadi sayu.
Tatapan teduh itu. Mirip sekali dengan tatapan Raqil dulu. Sangat mirip. Silla tidak bisa membantahnya lagi. Spontan Silla langsung memeluk Ello dengan erat. Ello terkejut dengan tindakan Silla tapi dia tetap membalas pelukan itu.
"Gue ga suka liat lo deket sama Arion, Sil." Ujar Ello.
"Dia itu jahat. Gue takut lo jadi korban dia selanjutnya. Gue ga akan ceritain tentang Arion ke lo. Tapi gue pengen lo tau sendiri. Intinya gue cuma bisa kasih tau lo kalo orang itu jahat." Tutur Ello sambil terus mendekap Silla.
"Silla takut hiks." Rengek Silla di dalam dekapan Ello.
"Jangan takut. Ada gue." Balas Ello. "Gue sayang sama lo. Jadi gue bakal ada dan selalu jagain lo dimana pun itu." Lanjutnya.
"Makasih El."
Arion. Orang itu semakin terang terangan. Dia benar benar mengibarkan bendera perang. Entah apa tujuannya kali ini, dan entah Silla dijadikan apa olehnya.
Ello benar benar geram atas kelakuan dan rencana orang itu. Orang itu benar benar membuatnya marah.
"Arion, I follow your game."
***
Okey gengs All balik lagiii
udah lama banget yaaa 😭
ada beberapa kendala yang membuat all lama ga update gengs. sorry yaaaJANGAN LUPA PENCET BINTANGNYA GENGSSS
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita¿?
Teen FictionSahabat jadi cinta Cinta jadi benci Benci jadi cinta Lucu, cinta serumit itu ternyata. Tapi dari cinta banyak pelajaran yang bisa diambil. Persahabatan yang sudah terjalin dari kecil, harus hancur begita saja karena timbulnya rasa ingin memiliki leb...