7. Mencoba menghibur

57 6 0
                                    

"Dia Raqil Sill... Dia nyamar selama ini biar ga ketauan. Biar dia bisa berbuat jahat sama kamu lagi Sill." Ucap Aji penuh emosi.

Silla yang terkejut atas penuturan Aji tadi, Silla langsung mengalihkan pandangannya ke arah laki-laki itu. Silla mulai mendekati laki-laki itu sambil memperhatikannya, untuk memastikan apakah benar lelaki itu Raqil sahabat kecilnya.

"Dia tadi bilang, kalo dia ga berani buat jujur sama gua dan lu Sill." Ucap Aji, saat Silla berjalan menuju laki-laki yang Aji kira itu Raqil.

Silla berjalan semakin dekat dengan lelaki itu. Tapi semakin dekat Silla dengan lelaki itu, semakin ragu kalau itu adalah Raqil sahabat kecilnya. Silla tidak melihat sosok Raqil di dalam diri lelaki itu. Saat melihat sorot matanya Silla menjadi yakin kalo lelaki itu bukan Raqil.

"Bukan." Satu kata yang terlontar dari bibir Silla.

"Maksudnya?" Tanya Aji tidak mengerti, sambil berjalan tertatih mendekati Silla.

"Dia bukan Raqil ji!! Aku bisa yakin kalo dia bukan Raqil itu. Aku liat dari sorot matanya, dari cara dia natap aku tadi... Dan, aku ga nemuin sosok Raqil dalan diri dia, hiks." Jelas Silla dan ia mulai mengeluarkan air mata.

Mimin, Toni, Miko dan yang lainnya mulai menghampiri Silla dan Aji ketengah lapangan. Dan lelaki tadi, sudah dibawa oleh teman temannya untuk menjauh dari lapang.

"BUBAR SEMUA BUBAR!!" Titah Toni.

Dan semua siswa pun mulai pergi menjauh dari tempat itu.

"Ck salah sasaran ji... Orang yang lo dan Silla cari ada disini bukan orang tadi." Gumam seseorang dibalik kerumunan siswa yang berlalu lalang menjauhi lapangan. Dan ia pun ikut menjauh dari lapangan.

Perasaan rindu Silla semakin menjadi jadi, sampai-sampai ia mengeluarkan air mata kerinduan yang selama ini ia tahan. Silla kembali teringat masa lalunya. Dimana mereka dulu selalu bersama dalam melakukan segala hal. Tapi setelah kejadian itu ada.... Semua jadi berubah.

Aji yang melihat Silla menangis karena ingin bertemu dengan sahabat sahabat kecilnya lagi, membuat Aji merasa bersalah. Karena dendam yang ada dalam hati Aji mereka berpisah, karena ego Aji mereka jadi saling menutup dan mengasingkan diri. Hanya sisa mereka berdua. Ya, Silla dan Aji yang selalu bersama.

"Ji..." Panggil Silla dengan suara yang bergetar.

"T-tolong bantu Silla buat cari tahu Raqil yang sekarang itu siapa hiks," lanjutnya.

"Tadi ayah bilang... Kalo Raqil itu di dekat kita, tapi kita ga tau karena dia nutupin identitas asli dia." Jelasnya lagi.

"Tapi sil Raqil itu-"

"Aku mohon ji... Aku mohon." Ucap Silla dengan sangat sangat memohon kepada Aji untuk mengikuti kemauannya.

***

Hari yang sungguh melelahkan bagi Silla. Melelahkan lahir dan batin. Silla bertanya tanya tentang hari ini. Ada apa dengan hari ini? Kenapa semua tentang Raqil? Apa ini semua sudah direkayasa khusus untuknya? Atau ini memang takdir Tuhan? Silla dibuat gagal fokus oleh pertanyaan-pertanyaan itu yang terus memenuhi isi pikirannya.

Saat ini Silla tengah berada di dalam satu ruangan yang berada dalam kamarnya. Tempat dimana dulu Silla, Aji, Faiz dan Raqil bermain bersama. Dalam ruangan itu mereka membuat kenangan yang sampai sekarang masih tersimpan rapi dalam ruangan itu.

Silla kembali mengingat sewaktu mereka kecil, sambil melihat-lihat foto-foto mereka waktu itu. Semua momen mereka abadikan dalam bentuk foto dan rekaman video. Silla memutar kembali rekaman itu.

Antara Kita¿?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang