"Hai langit malam, aku kembali dengan cerita sedihku lagi..."
Happy reading...
Malam itu setelah pulang dari rumah sakit, Silla tidak bisa tidur. Pikirannya terus tertuju pada Aji. Ia terus mengkhawatirkan Aji.
Tiara sudah pulas tertidur di ranjang milik Silla. Tapi, Silla masih anteng duduk di luar di balkon kamarnya sambil menatap ke arah langit yang dihiasi bulan dan bintang.
Di temani dengan laptop kesayangannya, ia memutar lagu kesukaannya dari laptopnya sembari membalas chat daru Ello. Aplikasi whatsapp Silla tautkan ke perangkat laptopnya. Ello mengirim sebuah link zoom meeting. Silla pun mengklik link tersebut.
Dan disebrang sana ada Ello dengan earphone yang terselip di telinga kanan kirinya.
"Lo kenapa?" Tanya Ello membuka topik.
"Silla sedih El." Balas Silla dengan raut wajah yang di tekuk.
"Kenapa?"
"Aji masuk rumah sakit El. Makannya Silla sedih." Balas Silla.
"Kok bisa. Dia'kan tadi baik baik aja waktu di rumah lo. Kok sekarang udah di rumah sakit aja. Lemah."
"Ga boleh gitu El. Aji sampe masuk ruang ICU."
"Separah itu? Emang dia kenapa?" Tanya Ello sambil menyeruput secangkir coklat panas.
"Kata mamahnya tekanan darah dia rendah. Aji kurang tidur dan kecapaean jadi sampe tumbang kayak gitu." Jelas Silla.
Di sebrang sana Ello nampak ragu dengan apa yang dibilang Silla barusan. Ello yakin pasti pihak keluarga Aji menyembunyikan hal itu dari Silla.
"El."
"Hm."
"Aji bakal baik-baik aja'kan? Dia bakal temenin Silla lagi. Bakal bercanda kayak tadi lagi kan?" Tanya Silla dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Lo jangan nangis Cil. Gw ga bisa ke rumah lo soalnya buat hapus air mata lo. Ini udah terlalu larut buat bertamu."
"Lo berdoa aja semoga Aji cepet sembuh, cepet membaik biar bisa nyakitin lo lagi." Ucap Ello tanpa rasa bersalah.
"Ihh Aji ga pernah nyakitin Silla El." Ucap Silla membela Aji.
"Terus selama ini lo nangisin dia apa namanya kalo bukan rasa sakit hati Cil?"
"Cal Cil, emang Silla cilok apa?!" Ketus Silla.
"Cil itu bocil njir bukan cilok." Jelas Ello.
"Silla bukan bocil ya El." Protes Silla sambil mengerucutkan bibirnya.
"Lo bocil. Mana ada orang dewasa suaranya cempreng kayak lo gini. Udah gitu suka nangis lagi. Dasar bocil."
"Kulkas." Ledek Silla balik.
"Apaan kulkas?!" Protes Ello tak terima.
"Orang-orang di sekolah manggil kamu Kulkas. Berarti kamu kayak kulkas." Jelas Silla.
"Orang-orang bilang gitu karena gw jarang ngomong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita¿?
Teen FictionSahabat jadi cinta Cinta jadi benci Benci jadi cinta Lucu, cinta serumit itu ternyata. Tapi dari cinta banyak pelajaran yang bisa diambil. Persahabatan yang sudah terjalin dari kecil, harus hancur begita saja karena timbulnya rasa ingin memiliki leb...