26. Garden Party

24 3 0
                                    

kenyataannya memang hanya aku yang berharap

Happy reading

Hari baru telah datang. Hari yang paling di tunggu oleh seorang lelaki yang kini menginjak usia 17 tahun. Razi Dwi Anggara. Ya, dia yang hari ini berulang tahun. Berbagai persiapan sudah Ia siapkan, tak lupa di bantu oleh teman-temannya.

"Ma... semuanya udah siap'kan?"

"Udah, kamu tenang aja. Hari ini kamu rajanya."

"Cie sweet seventeen bro." Ujar Rafa sambil menepuk bahu kiri Aji.

"Eh bang." Aji menoleh, "hadiah motor crf buat gw mana? Udah disiapin'kan?" Celetuk Aji sambil terkekeh.

"Kok ngelunjak." Melihat ekspresi Rafa-abangnya itu, Aji tergelak hebat.

Rafa pun pergi meninggalkan Aji dan sang mama yang sedang berada di ruang makan itu.

Aji pun melanjutkan sarapannya di ruang makan. Berhadapan langsung depan taman belakang rumah, yang hanya dibatasi oleh pintu kaca transparan.

Diluar sana sudah siap. Dekorasi yang dibuat simple dan terkesan sangat santai tidak seperti acara formal atau acara ulang tahun mewah lainnya. Dengan persiapan acara yang sudah matang. Aji tidak akan menyia-nyiakan pesta ulang tahun yang ke-17 nya ini hanya dengan perayaan yang biasa-biasa saja. Walaupun dekorasinya sederhana tetapi akan ada kejutan nantinya. Aji ingin sweet seventeen-nya memiliki cerita yang sangatttt berkesan di hidupnya.

Rasa bahagia menyelimuti dan menghangatkan hati Aji. Di hari ulang tahunnya ini, semua orang akan tertuju padanya. Keluarga yang harmonis dan teman-teman yang selalu ada membuat kebahagiaan itu semakin besar.

***

Keadaan kamar yang berantakan, kertas yang sudah diremas bertebaran dimana-mana, buku-buku yang berserakan. Keadaan kamar Silla sangat kacau. Setelah menonton video peninggalan alm.Raqil, mood Silla turun drastis. Semalaman dia melampiaskan kesedihannya dengan melemparkan barang ke sembarang arah, mencorat-coret kertas lalu merobeknya dan dibuang ke sembarang arah.

Faiz. Lelaki itu datang ke kamar Silla dengan memanjat balkon, karena pintu kamar Silla dikunci dari dalam.
Fyi, Faiz semalam menginap di rumah Silla, karena ia khawatir dengan kondisi Silla.

Saat membuka pintu balkon. Dan, begitu terkejutnya Faiz saat melihat keadaan kamar ini. Tapi bukan itu yang membuat Faiz terkejut. Melainkan kondisi sahabatnya, yang terduduk lemah di sebelah tempat tidur dengan lutut yang ditekuk.

Faiz melangkah mendekati Silla. "Sill..." panggil Faiz pelan sambil memegang pundak Silla. Dapat dirasakan oleh Faiz, pundak Silla yang bergetar hebat.

Faiz pun berinisiatif menarik Silla ke dalam pelukkannya. Dan tangis Silla pecah saat itu juga.

"Sudah ya cantik. Baru kali ini saya melihat sang ratu menangis." Bujuk Faiz. Silla melerai pelukannya.

"Silla nangis karena satu pengawal kesayangan Silla pergi tanpa berpamitan langsung dengan Silla."

"Sudah ya. Ratu jangan menangis lagi." Ucap Faiz sambil menghapus jejak air mata di pipi Silla. "Ini. Ada undangan untuk baginda Ratu dari panglima Razi Dwi Anggara." Lanjut Faiz sambil memberikan surat undangan yang Faiz dapat tadi malam dari Akhsya.

Antara Kita¿?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang