"Rencana apa yang kamu buat, sampai aku tidak tau harus bagaimana menghadapinya." -Silla, Aji
Happy Reading :)
Ruangan serba putih yang didominasi dengan bau obat-obatan, kini terasa hangat tidak sepi dan dingin seperti sebelumnya. Kehadiran kedua orang tua Silla dan Aji, dan juga kehadiran teman-teman sekolahnya yang sejak siang tadi datang untuk menjenguk Silla setelah mereka pulang sekolah.
Tiara pun ada disana. Orang yang dituduh sebagai pelaku utama dalam kejadian pagi ini. Tapi Tiara tetap datang menjenguk Silla, walaupun ditanggapi berbeda oleh yang lainnya.
"Silla cantik, tante Zinla sama om Herman pulang dulu ya. Kamu cepet sehat ya." Pamit Zinla sambil mengelus rambut Silla dengan halus.
"Iya tante, makasih udah jenguk Silla kesini." Silla tersenyum hangat pada kedua orang tua Silla.
"Aji pulang nanti ya Mah. Aji masih mau disini, jagain Silla."
"Bucin kamu. Ayah nikahin juga lama-lama." Celetuk Herman, ayahnya Aji.
"Masih sekolah om. SMA aja belum lulus." Timpal Silla malu-malu.
"Aji belum jadi penyanyi kayak abang. Jadi Aji mau kejar mimpi dulu."
"Sok sok'an jadi penyanyi, main gitar aja ga bisa udah gitu sekali nyanyi kaca kaca pada pecah." Ledek Toni dan membuat semua orang yang ada di ruangan itu tergelak.
"Yaudah tante sama om pulang ya sayang." Silla membalasnya dengan mengangguk dan tersenyum hangat.
"Ye kan bisa belajar sama abang gw. Nanti gw jadi penyanyi, lu ga gw anggep temen." Ucap Aji dengan pd nya.
"Dih dasar kacang lupa kulit lu."
"Bodo." Aji menjawab acuh. Saat ingin mengalihkan pandangan dari Toni ada satu hal yang membuat Aji terfokus pada satu titik. "Perasaan lo terbalaskan Min?" Tanya Aji membuat Mimin dan Toni saling menatap.
"Iya tadi pas istirahat bikin heboh satu sekolah." Ujar Miko.
"Bener tuh, teriak-teriak pengumuman di kantin pas lagi rame-ramenya." Ucap Tini ikut bicara.
"Demi apa?" Aji histeris.
"Sumpah... Gw aja ga nyangka kembaran gw bakalan kayak gitu;" Ujar Tini, "biasanya kan kalo nembak cewe diem-diem biar ga ketauan cewe lainnya."
"Itu dulu. Sekarang mau mencoba jadi cowo setia buat Mimin. Ya gak sayang?" Ucap Toni sambil melirik ke arah Mimin.
"Oh jadi gw bahan percobaan? Biadab lo."
"Engga gitu maksudnya sayang."
"Sayang sayang matamu."
"Aduh aduh. Pada asik ya... Kalo gitu tante pulang dulu ya. Tante titip Silla sama kalian dulu ya. Soalnya adik Silla yang kecil-kecil pada rewel kata Mila." Ucap Lina berpamitan.
"Ibu pulang dulu ya sama ayah. Kamu disini sama Aji dulu." Silla mengangguk sambil tersenyum tipis. "Aji, ibu titip Silla ya." Lanjutnya pada Aji.
"Siap bu. Aji jagain 24 jam buat Silla." Ucap Aji dengan gaya seperti hormat kepada bendera.
"Yaudah ibu pamit dulu. Kalian baik baik ya." Ucap Lina lalu keluar kamar rawat Silla setelahnya.
"24 jam, dikira lapor RT kali ah." Ujar Miko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita¿?
Teen FictionSahabat jadi cinta Cinta jadi benci Benci jadi cinta Lucu, cinta serumit itu ternyata. Tapi dari cinta banyak pelajaran yang bisa diambil. Persahabatan yang sudah terjalin dari kecil, harus hancur begita saja karena timbulnya rasa ingin memiliki leb...