15. Segudang Cerita

29 5 0
                                    

Memang kita sudah tidak ada dalam sebuah kebersamaan.... Tapi kenangan itu akan selalu ada terkurung dengan rapi di dalam hati dan ingatan.

Happy reading :)

Suasana yang sama seperti malam biasanya. Terangnya cahaya bulan, walaupun hari ini tidak ditemani oleh para bintang yang kemerlap-kemerlip.

Di sebuah kamar. Kamar yang di dominasi dengan warna abu, hitam dan putih. Di depan meja belajar yang menghadap langsung keluar jendela kamarnya. 'dia' seorang lelaki yang menyimpan banyak rahasia dan selalu mengingat kenangan-kenangan masa kecilnya.

Razi Dwi Anggara. Seorang remaja lelaki yang terlihat kuat dan happy tanpa ada hal yang membuatnya stress. Dia akan genap berumur tujuh belas tahun. Masa awal dimana ia mulai melangkah menuju tahap dewasa. Ragu? Tentu saja. Mulai dari sekarang ia mencoba mengubah pandangannya. Mulai dari cara berpikir, cara mengambil tindakan dan cara menyembunyikan suatu hal yang orang lain tidak pernah tau tentang dirinya, termasuk sahabatnya sendiri. Silla.

***

"Di balik muka ganteng gw, ada satu hal besar yang orang lain ga tau dan ga akan pernah gw kasih tau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di balik muka ganteng gw, ada satu hal besar yang orang lain ga tau dan ga akan pernah gw kasih tau." Ucapnya saat berdiri di depan cermin yang menampilkan pantulan dirinya.

Malam itu Aji memikirkan banyak hal di dalam kamarnya. Tapi yang paling ia pikirkan adalah nasib persahabatannya. Aji selalu ingin menyatukan kembali sahabatnya yang kini sudah terpisah. Tapi... Rasa kecewa Aji terhadap Raqil susah sekali untuk hilang. Aji sudah mencoba untuk mengubur dalam-dalam kejadian itu, yang membuat Aji benci dan kecewa terhadap Raqil. Tapi semakin Aji mencoba melupakannya, semakin teringat akan kejadian itu.

Aji meraih sebuah kotak besar berwarna hitam di atas lemari bajunya. Kotak yang berisi foto-foto dan kenangan-kenangan semasa kecilnya. Aji membuka kotak itu sambil duduk di pinggir tempat tidurnya.

Disana ada foto Aji dan Silla yang sedang bermain ayunan. Aji dan Raqil yang bermain sepeda. Aji, Faiz, Raqil dan Silla yang duduk bersama di sebuah sofa sambil berpelukan. Foto yang memperlihatkan gigi Raqil yang ompong, wajah Silla yang berlumuran coklat, ingus yang terus keluar dari hidung Aji dan luka lebam dan benjol di jidat Faiz.

Aji tertawa melihat foto-foto itu. Dari foto itu Aji seakan-akan terbawa ke masa-masa mereka dulu. Dimana kita selalu saling menjaga, melindungi, memberi perhatian satu sama lain. Dimana kita selalu bercanda bersama, tertawa, bahkan sampai menangis bersama.

"Kita buat perjanjian yu." Ucap Faiz sambil memakan kripik singkong yang berada di atas meja belajar mereka.

"Ayo!!" Jawab antusias dari Aji, Raqil dan Silla.

"Oke kalo gitu kita tulis aja ya terus kita kasih cap jempol kita." Jelas Faiz dan di angguki oleh ketiga lainnya.

Faiz mulai menulis di kertas selembar ...

Antara Kita¿?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang