34. Ancaman

14 3 0
                                    

"Kamu seperti bukan kamu yang aku kenal. Raga yang sama tapi jiwa yang berbeda."

Happy Reading :)

Saat keluar dari rumah sakit dalam keadaan menangis, banyak pasang mata yang memperhatikan dirinya. Silla berjalan menjauh dari rumah sakit. Entah kemana tujuannya sekarang, tapi yang pasti tidak mungkin ia pulang ke rumahnya.

Silla tadi sempat mengirim chat pada Ello untuk menjemputnya di dekat rumah sakit dan membawanya kemana saja asal menenangkan. Tapi entah chatnya sudah di baca atau belum, di balas atau belum Silla tidak tahu. Pasalnya Silla tadi langsung mematikan handphonenya setelah mengirimi Ello chat. Tapi, semoga saha Ello cepat membaca chat Silla dan datang menjemput Silla.

Saat ini Silla beradi di warung kecil dekat rumah sakit. Warung milik seorang wanita tua.

"Nek Silla ikut nunggu temen disini ya?" Izin Silla dengan nada lembut.

"Iyo monggo cah ayu." Jawab wanita itu dengan ramah. Silla pun melempar senyuman pada wanita itu.

Silla duduk di bangku yang memang ada di warung itu, sambil mengipasi wajah cantiknya dengan tangannya karena ke-gerahan. Silla melihat ke kanan dan kiri tapi tidak ada tanda-tanda dari Ello. Silla ingin membuka handphonenya, tapi dia malas untuk membalas pesan dari siapapun.

Setelah kejadian di bentak tadi, Silla jadi lebih sering melamun. Pikiran Silla bercabang, hati Silla sakit. Otak Silla berputar membawa Silla kembali mengingat masa lalu.

Flashback on..

"Silla kamu cantik kalo pake bando itu." Ucap seorang anak laki-laki yang baru saja memakaikan bando dengan hiasan bunga berwarna ungu pada sahabatnya.

"Iya cantik bando nya. Makasih ya Aji. Silla suka." Ucap Silla kecil sambil tersenyum menampakan deretan gigi putihnya.

"Aji seneng bisa temenan dan kenal sama Silla. Silla jangan jauh-jauh dari Aji ya, janji?" Ucap Aji lalu menyodorkan jari kelingkingnya.

Silla menautkan jari kelingking miliknya dengan milik Aji. "Janji. Kita kan sahabat selamanya." Balas Silla.
.....

"Tante nanti kalo Aji udah jadi orang sukses. Izinin Aji buat bahagiain Silla anak tante ya." Ucap Aji pada Lina.

Lina mengusap rambut kepala Aji dengan lembut sambil menampakkan senyuman hangat penuh kasih sayang. "Iya tante izinin. Tapi Sillanya ngizinin gak?" Tanya Lina pada sang anak.

"Silla izinin kok bu. Silla mau bahagia bareng Aji." Ucap Silla
....

"Silla."

"Iya."

"Raqil sama Faiz kan udah pergi gatau kemana. Sekarang tinggal Aji yang bareng Silla. Silla sama Aji terus ya? Sampe nanti kita jadi kakek nenek."

"Iya Ji. Terus kita bahagia bareng ya Ji." Ucap Silla dengan senyuman hangatnya. Aji pun sama ia melemparkan senyuman hangatnya.
....

"Sil gw punya cerita di sekolah." Ucap Aji saat baru saja pulanh dari sekolahnya. Berbeda dengan Silla yang home schooling.

"Cerita apa itu?"

"Gw di pilih sebagai salah satu perwakilan sekolah dalam lomba basket antar smp." Ucap Aji penuh kegembiraan.

Antara Kita¿?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang