❝FOR THOSE WHO LOOK UP TO THE SKY.❞
_____________________________________________
SKYLA ALEA CLARKE, cucu perempuan pertama dari keluarga pemilik perusahaan senjata nomor satu dunia. Cantik dan cerdik. Posisinya sebagai ratu di sekolah swasta paling...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
________________________________
Keesokan harinya aku dan Cameron kembali ke Santa Monica. Kali ini alih-alih berjalan-jalan santai dan membeli makanan, laki-laki tampan bermata biru yang baru saja kutinggalkan tadi mengajakku bermain bermacam-macam olahraga air.
Setelah mengajariku sedikit sekali tentang berselancar dan berakhir dengan tanganku yang memar terkena papan, dia langsung memintaku untuk berhenti dan membujukku agar aku mendayung kayak saja. Tentu saja aku menolak—kami bahkan sempat berdebat. Namaku bukan Skyla jika aku tidak mendapatkan apa yang aku inginkan.
Cameron dengan baiknya membawakan papan selancarku dan meletakkannya di pinggir pantai. Saat itulah aku memanfaatkan kesempatan. Aku langsung menuju tempat dimana orang-orang menyewa peralatan kitesurfing. Tanpa membuang waktu, aku sudah siap dengan berbagai alat pengaman yang terpasang di tubuhku.
Baru saja aku duduk di papan di atas air, Cameron berlari menyusul. Terburu-buru memakai alat pengaman tanpa bantuan instruktur yang tadi membantuku. Mata biru gelapnya di bawah sinar matahari memancarkan kepanikan. Atau hanya perasaanku saja. Apalagi dia sudah kembali memamerkan senyum khasnya yang mungkin merupakan senjata kesukaannya untuk membuat para gadis bertekuk lutut.
Sejujurnya meski Cameron tidak melakukan apapapun, gadis-gadis pasti akan dengan senang hati bertekuk lutut padanya. Caranya menatap, berbicara, bahkan berjalan saja sudah memberi daya tarik yang sangat kuat. Terlebih sikapnya yang...entahlah. Aku sendiri tidak tahu bagaimana cara mendeskripsikan sikap Cameron.
"Walau kau sudah bisa berdiri di atas papan selancar selama 30 detik," Cameron yang hanya mengenakan celana renang panjang sudah berdiri di atas papan di dekatku. "Setidaknya biarkan aku ikut bersamamu, Sky."
Ada kelegaan yang muncul di dadaku setelah mendengar perkataan Cameron. Perasaan itu bahkan secara efektif mengangkat beban tak kasat mata yang tanpa kusadari telah menekanku.
"Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Cameron sembari kembali memasangkan penghubung antara pelampung dan kitenya setelah menoleh cepat ke arahku. "Apa kau sudah mulai menyukaiku?"
Decakanku tercetus begitu saja dariku diiringi dengan memutar bola mata malas. Posisi yang menunjukkan seolah aku berada di bawah seperti ini sehingga aku harus mendongak untuk menatapnya benar-benar membuatku bisa melihat setiap inci keangkuhannya. "Aku pikir tadi kau akan memarahiku seperti yang sudah pasti akan dilakukan ayahku, kakekku, bahkan Bri—"