Heiress - Chapter 21.2

228 18 0
                                    

________________________________
____________________

C21.2 : Perfect Day-off

____________________
________________________________

Playlist : Johnny Orlando, Mackenzie Ziegler - What If (I Told You I Like You)

Playlist : Johnny Orlando, Mackenzie Ziegler - What If (I Told You I Like You)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________________________________

"Jadi tema apa yang akan diterapkan pada pesta dansa musim dingin nanti?" Tanya Malika pada Reyna dan Romeo yang baru bergabung. Mereka baru saja menyelesaikan rapat resmi pertama perencanaan asrama musim dingin.

Sekarang aku dan para sahabatku sudah duduk melingkar di pinggir danau di atas alas kain Hermès yang baru Malika beli tiga hari lalu. Roti isi, pasta, salad, buah, dan berbagai hidangan lain tersaji di tengah-tengah kami sementara permainan gitar Rafael mengalun indah mengangkat suasana.

"Rahasia." Jawab Romeo dengan senyum jenaka. Tangannya terulur untuk mengambil apel ketika Rhysand yang duduk di sebelahnya menepuk bahunya sedikit keras.

"Dan apa rahasia itu, Saudaraku?" Rhysand tersenyum manis. Atau cenderung keji menurutku. "Biar kuingatkan padamu. Seorang raja ataupun presiden, membutuhkan dukungan dari parlemen."

"Menyimpan rahasia bukanlah langkah yang bagus untuk mendapat dukungan." Aku mengambil apel yang tadinya ingin diambil Romeo, lalu memutarnya pelan. "Kita semua tahu kekuasaan tertinggi berada di tangan parlemen."

Reyna yang sedari tadi sibuk mengisi piringnya menoleh malas padaku dan Rhysand. "Temanya adalah pesta dansa Era Victoria. Kurang lebih seperti Season yang diadakan setiap musim panas di London."

"Sungguh? Seperti Pride and Prejudice?" Malika mengerjap antusias. "Kau tidak berbohong bukan?"

Sementara di sisi sebrang, Karlyn berdecak tidak semangat. "Apa tidak ada tema yang bisa memberi kebebasan?"

"Tema koboi maksudmu? Kau pikir siapa yang mau kau tunggangi?" Nichole bertanya dengan tajam. Selaras dengan tatapan matanya.

"Apa maksudmu dengan 'siapa'?" Tanya Karlyn balik dengan nada siap memulai peperangan.

"Kau bisa memilih siapa, Karlyn." Kata Franz. "Akan ada lusinan laki-laki yang mengantre untukmu. Termasuk aku dan yang lainnya."

"Atau," Senyum menggoda terukir sempurna di wajah Reyna. "Kau menunggu pangeran impianmu itu?"

"Apa?! Kau mengatakan ada Pangeran Spencers lain selain aku?!" Rhysand memprotes. "Kebohongan macam apa itu?!"

"Kau gila?" Aku mendengus tertawa. "Memangnya siapa yang mengatakan kau Pangeran Spencers?"

THIS FEELINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang